Struktur kayu khususnya bambu memang dapat dibilang kalah populer dibanding struktur baja atau struktur beton, sehingga saat kita melihat bangunan dengan struktur kayu atau bambu rasanya jadi takjub sendiri. Mungkin hanya beberapa orang di Indonesia ini saja yang dapat membanggakan struktur kayu rancangan yang terbuat dari bambu. Itu saja dikarenakan arsiteknya memang menginginkannya ketidak-populeran struktur kayu, ternyata tidak hanya terjadi di dunia praktisi (proyek lapangan). Kalaupun ada, maka umumnya struktur kayu tersebut hanya dijumpai pada pembuatan bangunan non-permanen. Maklum konstruksi kayu hanya mengandalkan kayu hasil tebangan hutan yang apa adanya. Kayu yang baik mahal harganya sehingga sudah kalah ekonomis dengan baja ringan.
Padahal di luar sana, di Kanada, Swedia, Jepang, Cina, dan Amerika Selatan, konstruksi kayu dan bambu berkembang pesat menuju era yang belum pernah ada di negeri ini. Kita ini sangat tertinggal. Jadi kalau melihat negeri ini, yang struktur kayunya kembang kempis, hanya berkembang pada taraf finishing untuk memenuhi kebutuhan arsitek saja. Padahal kayu dan bambu memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan material lain. Tabel berikut ini menunjukkan kuat mekanik bahan material konstruksi:
Material | Berat Jenis (BJ) | Modulus Elastis | Kuat (MPa) | Rasio Kuat /BJ (1E+6 * 1/mm) | |
(kg/m3) | (MPa) | Leleh | Ultimate | ||
Serat karbon | 1760 | 150,305 | – | 5,650 | 321 |
Baja A 36 | 7850 | 200,000 | 250 | 400 – 550 | 5.1 – 7.0 |
Baja A 992 | 7850 | 200,000 | 345 | 450 | 5.7 |
Aluminum | 2723 | 68,947 | 180 | 200 | 7.3 |
Besi cor | 7000 | 190,000 | – | 200 | 2.8 |
Bambu | 400 | 18,575 | – | 60* | 15 |
Kayu | 640 | 11,000 | – | 40* | 6.25 |
Beton | 2200 | 21,000 – 33,000 | – | 20 – 50 | 0.9 – 2 |
Coba perhatikan Tabel di atas. Tabel tersebut darsitek ambil dari makalahnya Pak Wiryanto Dewobroto di Gran Melia. Perhatikan rasio kuat dibanding berat volumenya. Paling tidak efisien adalah beton, sedangkan kayu mempunyai efisiensi lebih tinggi dibanding baja. Itu menunjukkan pada berat yang sama maka kayu mempunyai kekuatan yang lebih baik. Kayu hanya bisa dikalahkan oleh material bambu. Ini jelas suatu potensi yang tidak dapat diabaikan jika digunakan kayu sebagai material konstruksi.
Berikut darsitek tunjukkan konstruksi bambu:
Sekilas terlihat sederhana tapi pengerjaannya justru lebih sulit. Berikut darsitek perlihatkan detail hubungan antara bambu dengan base plate sebagai dudukan pondasinya:
Jika kurang jelas, berikut darsitek tunjukkan detail sambungannya.
Untuk mengantisipasi lapuknya bambu dan sebagai perlindungan dari rayap, maka pondasi bawahnya tetap menggunakan beton begitu pula dengan balok pemikul untuk dudukan lantai. Berikut foto-fotonya:
Dan berikut desain yang terbuat dai kayu dan bambu, tempat lesehan dengan pilar-pilar bambu yang dibuat secara melingkar dan diikatkan ke gordingnya.
Dan berikut bentuk-bentuk rumah unik dari bambu yang telah jadi.
Berbicara tentang kayu dan bambu, menurut Prof Morisco bambu unggul dari sisi penyiapan bahannya, dimana bambu relatif lebih cepat tumbuh dibanding pohon kayu yang digunakan untuk material konstruksi. Adapun kelemahan bambu yang relatif kecil dibanding pohon kayu, dapat diatasi dengan dibuatnya laminasi (penggabungan dan penyambungan) balok bambu.
Sumber referensi: perencanaanstruktur.com