Berdasarkan berbagai referensi, telah disimpulkan terdapat 9 langkah sistematis dari problem solving. Apa sajakah itu? Mari simak langkah-langkah berikut ini.
Langkah-langkah Sistematis Problem Solving
1. Tetapkan Tujuan, merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk fokus menyelesaikan suatu masalah tertentu. Tujuan yang bias akan menyebabkan proses pemecahan masalah tidak akan fokus dan tujuan tidak tercapai dengan baik.
2. Tulis/petakan permasalahan yang ada, langkah ini bisa jadi merupakan langkah paling penting dalam problem solving. Tanpa pemahaman yang baik atas masalah, solusi tidak akan pernah benar. Agar pemetaan masalah dapat sesuai dengan kondisi yang ada, diperlukan pengamatan, data dan informasi yang akurat serta keterlibatan pihak-pihak yang berada di dalam atau yang berdekatan dengan sistem termasuk motif masing-masing pihak. Pemetaan masalah ala SWOT mungkin bisa membantu, hanya saja dalam SWOT tidak dikaji hal-hal lain yang mungkin berperan lebih besar dari kelebihan-kelemahan-kesempatan-ancaman. Petakan masalah sejelas-mungkin, sederhana dan runtut berdasarkan kronologis. Sangat baik memetakan dalam bentuk visual warna dan gambar yang memperjelas diferensiasi dan rangkaian kejadian seperti pada metode MIND MAPPING.
3. Cari akar permasalahan yang mungkin, suatu masalah sering disebabkan oleh masalah lainnya sehingga atas suatu masalah terlihat banyak masalah yang menjadi penyebabnya. Padahal sebenarnya hanya ada sedikit akar permasalahan untuk kasus masalah yang kompleks sekalipun dan bahkan sering ditemui masalah yang kompleks dengan satu akar permasalahan yang justru sangat sederhana. Telah dikembangkan metode untuk menemukan akar permasalahan (RCA/Root Cause Analysis) diantaranya 5 Why Analysis dan Fishbone. Akar penyebab masalah yang tepat biasanya apabila secara rasional tidak terjadi hubungan sebab-akibat yang tidak logis dengan beberapa masalah yang ada.
4. Kembangkan hipotesis, tahap ini pada dasarnya merangkum antara masalah hingga akar masalah yang paling mungkin. Hipotesis bisa lebih dari satu jika masalahnya kompleks. Hipotesis umumnya akan berupa pernyataan yang menggambarkan hubungan antara dua variabel dalam konteks pemecahan masalah.
5. Tetapkan analisis dan informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis, hipotesis harus dapat diuji dengan cara/metode tertentu. Pengujian ini penting untuk memastikan atau verifikasi hipotesis. Dalam kajian ilmiah, bila hipotesis terverifikasi benar maka akan menjadi teori. Dalam konteks pemecahan masalah, maka bila hipotesis terverifikasi maka dapat dikatakan akar penyebab masalah telah dipastikan valid.
6. Kembangkan berbagai alternatif solusi, pada tahap ini dituntut kreatifitas tinggi dalam mengembangkan solusi yang mungkin. Sangat baik memunculkan semua solusi tanpa terkecuali. Sebagai pedoman, lihatlah sistem hingga subsistem yang ada dan pahami motif pelaku yang terlibat. Disarankan mengurai solusi dalam bentuk pohon solusi agar memudahkan untuk mengembangkan sebanyak mungkin solusi berdasarkan masing-masing cabang dan ranting pohon solusi. Sebaiknya alternatif solusi yang didapat disusun dalam suatu checklist. Untuk mendapatkan lebih banyak solusi, sebaiknya dilakukan brainstorming, bertanya kepada orang yang berpengalaman dengan masalah sejenis, membaca literatur, dan lain-lain.
7. Seleksi alternatif solusi, tahap ini pada dasarnya mengevaluasi tiap solusi yang telah ada. Jika solusi yang tersedia cukup banyak, maka dapat dilakukan dalam beberapa tahap seleksi. Dimana pada tahap awal seleksi dengan mempertimbangkan aspek yang dianggap prioritas utama bagi organisasi seperti peraturan, norma dan etika, serta hal-hal prinsip lainnya. Setelah itu seleksi berikutnya dengan mengevaluasi solusi dengan pertimbangan yang tingkat prioritasnya lebih rendah seperti biaya yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan, tingkat kesulitan solusi, dan tingkat dampaknya. Kadang-kadang diperlukan penggabungan solusi hasil seleksi untuk memecahkan masalah atau terdapat satu solusi jitu yang dapat memecahkan beberapa masalah berbeda yang terjadi secara bersamaan.
8. Susun prioritas tindakan, untuk menentukan prioritas tindakan atas beberapa solusi pilihan, dapat dilakukan dengan cara pemetaan 4 kuadrant hubungan antara penting-genting dan dampak-tingkat kesulitan. Tentu saja prioritas pertama tindakan akan dimulai dari tindakan solusi yang penting-genting-dampak tinggi-mudah.
9. Kembangkan rencana implementasi, dalam mengembangkan rencana implementasi perlu dipertimbangkan momentum waktu. Rencana ini sebaiknya dalam bentuk program kerja yang baik dan sistematis agar terkendali. Ada kalanya dalam suatu waktu tertentu terjadi beberapa masalah berbeda. Rencana implementasi juga harus dapat melihat efektifitas tindakan dengan menemukan suatu langkah yang dapat menyelesaikan beberapa masalah sekaligus (strategi jitu).
Sumber referensi: manajemenproyekindonesia.com
Sekian postingan kali ini, mudah-mudahan saja bisa bermanfaat untuk anda. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapatkan manfaatnya. Untuk mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses situs ini. Sekian dan terima kasih.