Teman-teman mungkin sudah familiar dengan istilah struktur kolom praktis bukan? Dalam merancang bangunan seperti rumah atau gedung, keberadaan kolom praktis sangat diperlukan. Kolom praktis dibutuhkan agar bangunan yang dirancang punya ketahanan yang stabil. Bahkan kolom praktis dapat menurunkan ambruknya rumah dari gempa bumi. Agar lebih jelasnya, mari kita simak penjelasan kolom praktis berikut ini.
Pengertian Kolom Praktis
Kolom praktis merupakan struktur kolom (biasanya dari beton) yang umumnya terpasang dalam jarak 3-4 meter (setara 9 m2) pada dinding bangunan yang berfungsi untuk perkuatan dinding agar lebih kokoh, stabil, tidak mengalami keretakan. Bahan yang umumnya dipakai adalah beton, supaya kestabilan dindingnya kuat dan tahan lama. Tanpa kolom praktis, risiko keruntuhan atau keseluruhan bangunan akan lebih besar. Rangka struktur dari kolom praktis biasanya berada dalam posisi vertikal untuk menopang beban balok.
Teman-teman juga perlu memperhatikan dimensi atau ukuran dari kolom praktis tersebut saat merancang bangunan. Selain itu, kita juga perlu memikirkan pondasinya. Hal tersebut supaya struktur kolom praktis tersamarkan saat dinding telah diplester dan dipulas dengan cat. Selain itu, estetika dari bangunan juga akan terus terjaga. Sayangnya, sebagian masyarakat di Indonesia masih mengabaikan pentingnya kolom praktis.
Fungsi Kolom Praktis
Fungsi kolom praktis pada bangunan adalah untuk memperkuat dinding agar tetap tegak berdiri. Dinding yang terbuat dari susunan batako atau bata biasanya tidak memiliki kekuatan apabila didorong oleh gaya melintang. Kolom praktis lah yang membantu memperkuat dinding dari gaya melintang sehingga tidak mudah roboh apabila didorong atau saat terjadi gempa.
Jika dianalogikan, kolom praktis mirip seperti rangka tulang dalam tubuh manusia. Seperti yang kita ketahui bahwa rangka bertugas untuk menopang beban agar tetap berada dalam posisinya. Tanpa rangka, otomatis beban tersebut akan jatuh atau roboh. Dalam bangunan, kolom praktis melanjutkan bobot dari bangunan, beban lain, serta embusan angin. Pada dasarnya, beban akan dimulai dari atap, lalu akan diteruskan pada kolom. Lantas dari kolom, beban akan disalurkan ke tanah.
Peran Kolom Praktis
Ukuran atau dimensi dari kolom praktis pun biasanya disesuaikan dengan ketebalan dinding, sehingga struktur kolom praktis tidak terlihat bila dinding sudah di plester dan di cat, sehingga tidak mengganggu estetika.
Banyak kasus dimana tukang maupun pelaksana Konstruksi meremehkan penggunaan kolom praktis. Berikut adalah beberapa contoh kegagalan dinding bata akibat tidak diperkuat dengan kolom praktis.
Sudah seharusnya sebagai seorang Engineer kita harus lebih teliti dan berpikir panjang, penggunaan kolom praktis memang terlihat sepele, tapi akan berdampak besar jika Kita meremehkannya.
Pembuatan kolom praktis
Untuk dinding yang dibuat dari pasangan bata atau batako biasanya kolom praktis yang digunakan adalah kolom pracetak yang sudah jadi. Ini tentu akan lebih menghemat waktu pelaksanaan dilapangan. Kolom praktis dapat dibeli di toko toko bangunan terdekat dengan ukuran yang bervariasi. Jika tidak memungkinkan maka kita bisa membuat kolom praktis di lokasi pembangunan. Caranya sama dengan membuat kolom struktur hanya saja besi yang digunakan lebih sedikit dan dimensi kolom yang lebih kecil.
Kolom praktis terbuat dari beton bertulang dan biasanya dengan jumlah tulangan 4 buah diameter 10 mm (4D10), sedangkan sengkangnya diameter 8 jarak 150 mm (P8-150). Kolom ini umumnya berbentuk persegi. Pada sebuah penelitian seorang dosen Universitas Gadjah Mada, tulangan pokok kolom dibuat hanya tiga batang, tulangan sengkang menggunakan spiral, dan di cor persegi. Dan kolom seperti ini ternyata lebih stabil dan lebih hemat.
Ada dua cara untuk membuat kolom praktis ini, yaitu:
- Menggunakan bekisting 4 sisi, kolom dicor terlebih dahulu dan pada badan kolom ditanam angkur perjarak 1 meter dari tulangan diameter 8 mm. Setelah beton mengeras, baru kemudian dipasang dinding.
- Dinding dipasang terlebih dahulu, baru kemudian dipasang bekisting pada 2 sisi menempel ke dinding dan di cor. Cara yang kedua ini adalah yang paling sering dilakukan di lapangan karena sangat praktis.
Struktur kolom praktis dirancang sedemikian rupa agar bisa menopang beban. Banyak ukuran dari kolom praktis yang beredar di pasaran. Bentuk bangunan standar lebih baik membeli kolom praktis yang sudah jadi karena harganya yang lebih murah, pemasangannya praktis dan tentunya kekuatan strukturnya sudah terjamin oleh pakarnya. Untuk urusan harga, teman-teman tidak usah cemas karena banyak kolom praktis yang dibanderol dengan harga cukup murah. Rata-rata harga yang dijual untuk struktur kolom praktis berkisar antara Rp 34,000 sampai Rp 50,000 tergantung daerah atau lokasi pembangunan.
Perbedaan Kolom Praktis dan Kolom Struktur
Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa perbedaan mendasar antara kolom praktis dan kolom struktur utama pada bangunan.
- Kolom struktur memiliki peranan dalam menopang keseluruhan bangunan secara vertikal. Sementara kolom praktis berfungsi untuk menahan dinding dari gaya melintang agar tidak roboh.
- Kolom struktur menopang balok dan plat lantai pada bangunan. Sementara kolom praktis tidak diperhitungkan untuk menopang balok ataupun lantai meskipun dalam kenyataannya peletakan kolom praktis dapat membantu kolom struktur menopang balok.
- Kolom struktur biasanya berukuran besar atau pipih panjang dengan pondasi yang dalam. Sementara kolom praktis biasanya tersembunyi dalam dinding, tidak kelihatan dari luar dan menggunakan pondasi menerus seperti dinding.
Nah, mungkin penjelasan mengenai kolom praktis saya rasa sudah cukup banyak, adapun pembahasan yang lebih mendetailnya akan kita bahas dilain waktu. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membacanya. Jangan lupa share artikel ini agar yang lain bisa mendapatkan ilmunya juga. Sampai jumpa di artikel selanjutnya 🙂