Beranda Struktur Bangunan Balok Kantilever Beton Bertulang (Engineering Judgement)

Balok Kantilever Beton Bertulang (Engineering Judgement)

13717
0
BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR atau DISINI untuk LOGIN :-) Jika ada pertanyaan silahkan hubungi Admin DISINI. Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Dilengkapi acuan AHSP dan HSPK seluruh Indonesia, rugi jika tidak punya filenya. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Sekarang bukan zamannya lagi susah hitung RAB, tak perlu keluar biaya mahal-mahal buat nyewa orang. Dengan EasyRAB, menghitung RAB menjadi lebih cepat dan serba otomatis. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
balok kantilever beton bertulang
balok kantilever beton bertulang

Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Rumus Tinggi Balok Beton Bertulang, dimana pada bahasan tersebut terdapat empat kategori balok yaitu tertumpu sederhana, satu ujung menerus, dua ujung menerus dan balok kantilever.

Kali ini penulis akan mencoba menggali sedikit mengenai kategori balok yang ke empat yaitu balok kantilever non prategang (selanjutnya kita sebut balok kantilever).

Batasan pembahasan kali ini adalah balok kantilever pada bangunan kecil seperti ruko dan rumah tinggal. Jadi bisa Anda bayangkan pembahasan ini akan sangat ringan.

Berapa tinggi balok kantilever minimum?

Pada tabel 9.5(a) SNI 2847-2013 disebutkan bahwa tebal (tinggi) minimum balok kantilever bila lendutan tidak dihitung adalah l/8. Dimana l adalah bentang balok.

Bentang balok kantilever dihitung dari muka kolom/ jepitan sampai ujung balok. Maka jika bentang balok kantilever adalah 3 meter maka tingginya adalah 3000/8 = 375 mm.

Berarti boleh kalau tinggi balok kantilever < l/8?

Kalau pernyataan pada SNI demikian, artinya boleh. Tapi lendutannya dihitung. Daripada merepotkan diri sendiri, mending ikut peraturan saja. Kecuali jika terpaksa, misal Arsitek minta balok tidak boleh tinggi.

Contoh kasus penggunaan rumus yang kurang tepat

Pada bangunan kecil sangat jarang kita temukan panjang balok kantilever sampai 3 meter. Selain karena tidak efektif, juga ada persyaratan lainnya yang harus dipenuhi.

Misal, kita menterjemahkan secara mentah-mentah rumus di atas, lalu ada bentang balok kantilever 5 meter (contoh ekstrim), kita main hajar saja. Maka di dapat tinggi balok 625 mm. Apakah itu salah? tidak juga.

Tapi kita lihat konsekuensinya, berapa bentang balok yang menahan beban kantilever tersebut. Berapa dimensi kolom yang menahan balok kantilever tersebut. Jangan-jangan baloknya memang kuat, tapi bangunannya jadi terguling.

balok kantileverLebih-lebih lagi pada balok kantilever akan bekerja pada beban gempa vertikal. Apakah tidak bahaya? Bisa sih bisa, tapi kembali lagi ke konsekuensinya.

Tentu pada gambar diatas tidak bisa pakai pondasi telapak (footplate), karena pada kolom dibelakangnya beban sudah melawan gravitasi. Setidaknya dibutuhkan pondasi tiang pancang yang tahan cabut. Kalau dirunut-runut lagi, ujung-ujungnya jatuh ke cost/biaya.

Sedangkan jelas tujuan kita mendesain struktur guna mendapatkan bangunan yang kuat dan ekonomis. Disinilah Engineering Judgement diperlukan.

Jika memang tidak terpaksa sekali maka sebaiknya jangan membuat kantilever yang panjang seperti itu, akan ada banyak konsekuensinya. Mungkin balok kantilever konvensional sudah tidak sanggup juga dan harus pakai balok prestress.

Salah satu cara menentukan tinggi balok kantilever

Pada contoh gambar di atas. Jika kita menggunakan rumus l/8 maka diperoleh tinggi balok 25 cm.

Akan tetapi jika disuruh memilih, penulis akan mendesainkan dengan tinggi 35 cm. Artinya sama dengan tinggi balok dibelakangnya. Mengapa?

Alasannya adalah dari segi pelaksanaan menjadi lebih mudah untuk meneruskan tulangan balok dibelakangnya dan membuat bekistingnya. Jadi apakah akan boros beton?

Ya tentu, tapi dengan menambah tinggi baloknya yang tidak signifikan, maka jumlah tulangannya jadi lebih hemat. Silahkan pilih, ini adalah opsional.

Untuk lebih memperjelas pemahaman kita mengenai balok kantilever, ada baiknya kita bahas contoh soal mendesain tulangan balok kantilever sebagai berikut:

Contoh 1

Properti material

  • fc’ (mutu beton) = 30 MPa
  • fy (mutu baja) = 390 MPa
  • ß = 0.85

Dimensi profil balok kantilever

  • Lebar balok = 300 mm
  • Tinggi balok = 400 mm
  • Cover = 30 mm
  • Maka, tinggi balok efektif = 400 – 30 = 370 mm

Pembebanan

  • Momen maksimum, Mu = 100 kNm
  • Momen nominal, Mn = Mu/θ(0.8)

Desain tulangan lentur

  • Rn = Mn/bd^2 = 3,04
  • m = fy/0.85 fc = 15.29
  • ρ = 1/m (1-(1-2Rnm/fy)^0.5)) = 0.00834
  • ρ min = 1.4/fy = 0.00359
  • ρ max = 0.75*((0.85*fc*β)/fy)*(600/(600+fy)) = 0.02526
  • Karena ρ min > ρ > ρ max, maka As = ρbd = 925.23 mm^2
  • Gunakan tulangan diameter 16 mm maka, n = As / ( π / 4 * D^2 ) = 4.60 ~ 5 Batang

Contoh 2

Dimana kita hanya merubah tinggi balok tersebut pada contoh 1 dari 400 mm menjadi 600 mm.

Maka diperoleh;

  • Rn = Mn/bd^2 = 1,28
  • m = fy/0.85 fc = 15.29
  • ρ = 1/m (1-(1-2Rnm/fy)^0.5)) = 0.00338
  • ρ min = 1.4/fy = 0.00359
  • ρ max = 0.75*((0.85*fc*β)/fy)*(600/(600+fy)) = 0.02526
  • Karena ρ min > ρ, maka As = ρmin bd = 613.85 mm^2
  • Gunakan tulangan diameter 16 mm maka, n = As / ( π / 4 * D^2 ) = 3.05 ~ 3 Batang

Kesimpulannnya:

  1. Rumus digunakan sebagai pedoman awal dalam penentuan dimensinya.
  2. Lebih baik boros di beton sedikit tapi hemat banyak di tulangan.
  3. Meninjau balok kantilever sebaiknya melihat bangunan secara keseluruhan.
  4. Rumus adalah dasarnya, engineering judgement adalah penentunya.

Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis dalam mendesain struktur bangunan. Mohon saran jika terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam artikel ini.

Sumber referensi: blog.nobelconsultant.com

Sekian artikel kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa membacanya juga. Sampai jumpa pada artikel berikutnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini