Postingan kali ini saya akan membahas tentang Bentuk Rumah Yang Bagus Dan Tahan Pada Gempa. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono kembali meminta pengembang dan masyarakat secara umum agar memperhatikan kualitas bangunan, termasuk tulangan rumah, alih-alih dari bentuk yang bagus. Ini diperlukan agar rumah tersebut kuat dan tahan terhadap gempa.
Keinginan untuk punya rumah dengan tampak dan tata ruang yang bagus adalah impian banyak orang pada umumnya, yang terpenting kita mulai saat ini harus mengutamakan STRUKTUR bangunan dibandingkan dengan KEINDAHAN.
Tetapi juga bukan berarti kita tidak bisa punya rumah yang bagus dan aman, selisih biaya 10 hingga 15 persen lebih mahal saat membangun rumah tahan gempa dibanding rumah tidak tahan gempa dinilai masih dalam batas realistis saja.
Bentuk Rumah Yang Bagus Dan Tahan Pada Gempa
Struktur bangunan yang harus di prioritaskan mencakup beberapa komponen penting:
- Pondasi, disesuaikan dengan kondisi tanah pada lokasi bangunan (pondasi pasangan batu / pondasi telapak atau sering disebut cakar ayam).
- Balok Sloof, dipasang diatas pondasi sebagai alas dudukan dinding tembok.
- Kolom utama, digunakan pada tumpuan utama (sebagai tumpuan diatasnya yaitu kuda kuda).
- Kolom praktis, dipasang pada setiap pertemuan antar dinding dan untuk dinding yang panjang maksimal pemasangan kolom praktis tidak boleh lebih dari 12 m2 (luas dinding), biasanya jarak maksimal antar kolom praktis 3 – 4 meter.
- Balok latai/latei, dipasang diatas kusen sebagai penahan pasangan bata diatas kusen.
- Balok ring balk, dipasang diatas dinding bata secara keseluruhan.
- Balok ring gewel, digunakan pada bangunan yang menggunakan gewel sebagai pengganti kuda kuda (bagian diatasnya adalah untuk bangunan 1 lantai/tidak bertingkat, untuk bangunan bertingkat tentunya akan lebih kompleks).
Seperti yang kita ketahui, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (30/9/2009) sore, dan 7,0 SR di Jambi pada Kamis (1/10/2009) pagi harusnya menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Bukannya apa-apa, gempa itu telah merusakkan segalanya, termasuk fasilitas umum dan rumah masyarakat. Hanya dalam tempo sekejap, keindahan tanah Minang itu meredup.
Hancurnya rumah disebabkan beberapa faktor, di antaranya :
- Konfigurasi rumah dan ketidakteraturan denah mengakibatkan gaya puntir dan konsentrasi tegangan, akibatnya menghancurkan bagian bangunan.
- Selain itu, rumah yang roboh itu tidak memiliki kolom praktis, balok keliling (ring balk), dan sloof. Tanpa komponen struktur tersebut, rumah mudah roboh atau ambles. Kalaupun ada, ukurannya tidak memenuhi syarat.
- Ketidaksempurnaan sambungan mengakibatkan elemen-elemen struktur tidak terikat dengan baik. Mutu material, seperti bata, kayu, pasir, dan bahan beton yang rendah, juga berdampak pada kualitas bangunan.
- Jika kualitas pekerjaannya buruk sampai adukan beton yang salah, campuran adukan yang salah, penyusunan bata sembarangan, detail pembesian yang salah, sambungan kayu atau beton yang buruk, pengangkeran (anchoring) yang buruk, dan lain sebagainya, mengakibatkan rumah gampang roboh. Kurangnya pemeliharaan juga memperlemah kekuatan bangunan.
Pakar konstruksi dan tata bangunan Universitas Diponegoro Semarang Dr Sri Tudjono mengatakan, bangunan yang bersifat lentur dapat meminimalkan kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi.
- Material bangunan yang bersifat lentur dapat menyerap energi, baik berupa energi tarikan maupun tekanan, dan beberapa material bangunan yang memiliki sifat lentur adalah besi dan kayu.
- Besi digunakan sebagai kolom yang berfungsi sebagai bingkai untuk mengikat semua konstruksi bangunan dan dapat menyerap energi yang muncul, termasuk getaran gempa bumi. Namun, kata Dr Sri Tudjono, banyak bangunan yang tidak menggunakan besi.
- Biasanya, bangunan hanya mengandalkan dinding dari batu bata dan semen yang tidak dilengkapi dengan kolom besi, padahal dinding bata tidak bersifat lentur, tetapi justru bersifat getas, kaku dan mudah pecah
- Karena itu, ketika menghadapi energi yang muncul akibat gempa, bangunan yang tidak dilengkapi dengan kolom besi akan langsung hancur, sementara bangunan yang dilengkapi dengan besi kolom hanya rusak-rusak atau mengalami keretakan saja.
- Namun, kekuatan bangunan yang dilengkapi dengan kolom besi juga tidak menjamin dapat meminimalisasi dampak getaran gempa apabila pemasangan dan konstruksinya tidak sesuai dengan prinsip ’detailing’.
- Prinsip “detailing” di antaranya adalah proses pemasangan sambungan antarbesi kolom, karena para pekerja bangunan biasanya kurang memerhatikan bahwa pemasangan antarbesi harus dikait silang, karena pertimbangan kepraktisan.
- Pekerja bangunan sering memasang sambungan antarbesi kolom secara seadanya, padahal kekuatan dan kelenturan yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh kekuatan sambungan.
- Selain itu, sebuah bangunan dalam jarak tertentu harus diperkuat dengan bingkai berupa besi kolom, idealnya setiap jarak 12 meter persegi, untuk mengikat dan memperkuat antardinding agar tidak mudah runtuh.
- Material yang digunakan berupa campuran semen, pasir, dan kricak (kerikil) juga harus ditakar dengan perbandingan 1:2:3, dan air yang digunakan sebaiknya memiliki takaran 0,4-0,45 persen dan jangan terlalu banyak.
- Pemasangan atap menggunakan bahan yang ringan, misalnya asbes dan seng, juga dapat meminimalkan gempa, jika dibanding penggunaan genting, terutama untuk menghadapi gempa yang sifatnya vertikal.
- Secara prinsip, konstruksi rumah tahan gempa jika terkena getaran atau energi yang muncul memang dapat mengalami kerusakan, namun tidak langsung hancur lebur yang membahayakan penghuninya.
Semoga postingan tentang Bentuk Rumah Yang Bagus Dan Tahan Pada Gempa bisa bermanfaat dan mulai saat ini kita harus menyadari dan berfikir lebih jernih dalam hal perencanaan/pelaksanaan pembangunan karena ketidak perdulian dan ketidak tahuan tentang konsep struktur bangunan bisa berakibat fatal. Sekian dan terimakasih! Jangan lupa budayakan share, caranya tinggal klik ikon sosial media dibawah ini…