Postingan kali ini berkisah mengenai lesson learned pekerjaan mengirim gas engine pembangkit listrik berukuran besar dan sangat berat yang melewati rute yang penuh tantangan, yang melibatkan banyak disiplin ilmu dan membutuhkan problem solving skill yang tinggi. Postingan ini adalah wujud syukur penulis kepada Allah SWT atas keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan yang sejatinya adalah The Mission Impossible Work.
Pengiriman mesin berukuran besar dan berbobot sangat berat ini adalah bagian dari pekerjaan proyek PLTMG di Riau yang dikerjakan oleh Penulis. Jika lebih 40 tahun yang lalu Paul McCartney menulis lagu “The Long and Winding Road”, maka lagu tersebut sangat cocok mengiringi perjuangan dalam menyelesaikan pekerjaan ini. Tak terhitung berapa survey-test-simulasi, diskusi-brainstorming-rapat, tekanan-tegang dan was-was, konflik dan cibiran, situasi kritis-urgent, serta biaya dan waktu yang dihabiskan, dalam usaha menyelesaikan pekerjaan ini.
Terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik sedemikian tidak dapat dituliskan hanya dalam satu postingan. Penulis sampai bingung karena begitu banyak file yang yang berjumlah lebih dari seribu yang harus disusun ulang untuk merumuskan lesson learned pekerjaan ini saja. Sehingga penulis membagi tulisan topik ini dalam beberapa postingan. Pada postingan ini, penulis akan menjelaskan secara detil mengenai tingkat kesulitan pekerjaan pengiriman mesin ini. Hal ini penting untuk memberikan gambaran detail kepada pembaca bahwa saking banyaknya tantangan dan hambatan pekerjaan ini dimana – berdasarkan informasi para vendor forwarder yang menjadi partner kerja – dikatakan bahwa pekerjaan pengiriman heavy cargo kali ini dianggap sebagai salah satu yang paling sulit dalam sejarah pengiriman heavy cargo di Indonesia.
Pekerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) ini dimulai sebagai bagian dari rencana perubahan PT. PLN untuk mengurangi besarnya subsidi pemerintah atas listrik dan tindakan efisiensi. PLN lalu mencanangkan program yang disebut dengan gasifikasi. Program ini merupakan program membangun pembangkit yang bertenaga gas atau mengganti pembangkit tenaga diesel yang sangat boros dan mahal menjadi Gas Engine Power Plant (PLTG / PLTMG). Sebagai informasi bahwa listrik yang dikonsumsi masyarakat yang bertenaga diesel diproduksi dengan biaya sekitar Rp. 2600,- 2750,- / kwh. Sedangkan listrik yang dijual ke masyarakat rata2 di harga Rp. 800,- s/d 1250,-/kwh (tergantung dengan kelas pemakai). Inilah yang membuat PLN selalu disubsidi oleh pemerintah. Lalu gasifikasi membawa harapan besar dimana harga produksi < Rp. 750,-/kwh.
Walaupun membawa harapan besar, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) memiliki tantangan yang tidak kecil. Seperti yang terjadi pada proyek PLTMG yang berlokasi di Riau. Hal ini lantaran ukuran gas engine yang menjadi jantung pembangkit memiliki dimensi yang sangat besar dan tentu saja bobot yang sangat berat dan tantangan sepanjang perjalanan yang begitu banyak.
Pengiriman mesin ini menempuh perjalanan laut yang panjang dari Trieste (Italia) ke Dumai (Section 1), lalu dari Dumai ke Site Duri (Section 2). Panjangnya perjalanan seperti menandakan panjangnya lika-liku dalam proses pengirimannya. Dimulai dari Trieste telah terjadi masalah. Namun yang paling menyita energi adalah perjalanan sejak dari Dumai ke site, terutama perjalanan sepanjang sungai Mandau.
Walau demikian, Penulis tetap bersyukur bahwa perjuangan bersama tim proyek telah dapat menjawab segala tantangan yang ada. Ada keyakinan yang selalu diingat bahwa semua masalah pasti ada solusinya dan tidak ada masalah yang diberikan Tuhan selain yang mampu dipikul oleh hambanya. Spiritual attitude menjadi motor semangat kerja tim proyek selama setahun mengerjakan pekerjaan ini.
Tim proyek berpendapat bahwa banyaknya masalah yang terjadi adalah cara Tuhan memberikan “kemenangan lain”. Seperti yang pernah tercatat dalam sejarah bahwa akibat badai buruk, tentara NAZI – Jerman akhirnya gagal dalam serangan besar-besaran ke Moskow – Uni Soviet dalam perang dunia I yang akhirnya membawa kekalahan Jerman dalam perang dunia tersebut. Kemenangan lain itu setidaknya berupa ilmu dan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi untuk berkarya di masa yang akan datang.
Terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada seluruh tim proyek yang telah bekerja dengan totalitas-militansi tinggi dan pihak-pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung berupa moril dan bantuan lainnya.
Postingan berikutnya akan menjelaskan secara detil mengenai banyak hal terkait dengan proses pengiriman delivery engine dan lesson learned nya. Dapat dilihat pada link berikut:
- Big gas engine delivery, Tantangan Teknis
- Big gas engine delivery, Tantangan Nonteknis
Sumber referensi: manajemenproyekindonesia.com
Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapatkan manfaatnya. Untuk mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses situs ini. Sekian dan terima kasih.