Halo rekan-rekan sekalian, apa kabar kalian hari ini? Saya doakan semoga sehat selalu. Kali ini kita akan membahas mengenai cara menghitung kapasitas reservoar. Apa itu reservoar? Berikut pembahasan lengkapnya!
Reservoar berasal dari bahasa Perancis (reservoa:) yang berarti tempat penampungan (persediaan) air. Istilah ini tentunya sangat akrab di PDAM, baik itu ground reservoar (di tanah) atau elevated reservoar (menara). Kegunaan reservoar adalah untuk menampung air pada saat pemakaian di bawah rata-rata dari debit yang dialirkan IPA (Instalasi Pengolahan Air) dan pada saat jam-jam puncak air yang telah tertampung tadi akan dialirkan ke pelanggan.
Perlukah ukuran Reservoar? Sadar atau tidak sadar seringkali kita melupakan betapa pentingnya ukuran Reservoar. Ketika pelanggan berteriak ”kami tidak kebagian air”, dengan mudahnya kita menyebutkan ”tambah pompa atau naikkan pompa!” untuk menambah pompa distribusi atau ”operasikan pompa intake lebih lama lagi!”. Padahal ketika kedua solusi di atas telah dilakukan kemudian kita bingung lagi, ”lha kok air di reservoar habis ya??”. Sementara kemampuan IPA cukup. ”Tanya kenapa??”
Cara Menghitung Kapasitas Reservoar
Ada beberapa kemungkinan penyebabnya (di luar pipa bocor atau sambung liar). Jika kapasitas (ukuran) reservoar tidak tepat atau jika pada suatu waktu tertentu pelanggan menggunakan air dengan volume yang sangat berlebihan (di luar kebiasaan) atau jika jumlah pelanggan melebihi kemampuan reservoar, maka air di dalam reservoar akan habis. Untuk faktor penyebab yang terakhir sebaiknya menjadi fokus perhatian agar tidak menambah jumlah pelanggan jika kapasitas reservoar tidak mampu.
Jadi volume reservoar ternyata ikut mendukung efektifitas kapasitas IPA. Percuma kita punya kapasitas IPA yang besar, kalau ternyata kapasitas reservoarnya tidak mampu.
Yang menggelikan orang-orang berpikir keras mencari-cari penyebab masalah kekurangan air. Sering kali hilang air karena pipa bocor dijadikan “terdakwa”.
Nah, dari mana kita mendapat angka ukuran reservoar yang jadi dasar pendistribusian air? Ternyata awalnya dari grafik fluktuasi pemakaian air per hari yang mungkin sering kita lupakan. Perilaku pemakaian air masyarakat ikut menentukan kapasitas reservoar.
- Volume defisit = ∑ (f defisit – 1 ) x Q rata-rata
- Volume surplus = ∑ (f surplus – 1 ) x Q rata-rata
- Volume surplus dan defisit dalam m3 sedangkan Q rata-rata dalam m3/jam.
Volume surplus adalah volume pada saat jam di bawah rata-rata, sedangkan volume defisit adalah volume pada saat jam puncak.
Dari hasil perhitungan volume defisit = volume surplus. Volume defisit atau surplus inilah yang merupakan volume reservoar untuk melayani kebutuhan pelanggan jumlah tertentu.
Dari perilaku pemakaian air yang bervariatif dari hari ke hari untuk mudahnya kontraktor/ konsultan sering kali menggunakan rumus:
Atau dengan kata lain volume reservoar adalah 25 – 30% dari kebutuhan total harian.
Sekian postingan kali ini mengenai Cara Menghitung Kapasitas Reservoar, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapat manfaatnya. Untuk mengikuti perbaruan blog ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses blog ini.