Dalam memprediksi biaya akhir proyek perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya akhir proyek. Faktor-faktor ini adalah faktor yang tidak terkendali yang ada selama masa konstruksi yang mempengaruhi biaya total proyek dan bisa meningkatkan pembengkakan biaya proyek.
Faktor-faktor tersebut terbagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor spesifik konstruksi dan faktor spesifik kondisi ekonomi dan politik. Artikel berikutnya akan membahas satu persatu mengenai faktor-faktor tersebut.
Faktor spesifik Konstruksi
Termasuk dalam faktor ini adalah kondisi geologi yang tidak diketahui, kondisi cuaca, faktor risiko yang diakibatkan oleh klien dan subkontraktor. Faktor-faktor tersebut akan berpotensi menurunkan tingkat produktifitas proyek sedemikian hingga harga satuan akan meningkatkan biaya total proyek.
Kondisi Geologi Yang Tidak Diketahui
Merupakan suatu yang sulit untuk mengetahui semua kondisi geologi yang berhubungan dengan proyek hingga proyek dimulai. Hal-hal yang termasuk dalam faktor ini adalah kondisi bawah tanah, hambatan-hambatan, dan adanya pencemaran oleh zat pencemar.
Ketika kontraktor menjumpai masalah tersebut, maka diperlukan tambahan pekerjaan seperti pemindahan hambatan geologis, pemindahan adanya zat pencemar, dan lain-lain. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan kehilangan waktu dan meningkatkan biaya akibat adanya tambahan pekerjaan.
Umumnya pekerjaan yang sering berhadapan dengan faktor tersebut adalah pekerjaan yang melakukan penggalian tanah yang cukup dalam. Faktor kondisi geologi menjadi faktor yang signifikan pada pekerjaan sipil.
Kondisi Cuaca
Dalam mengevaluasi risiko akibat pengaruh cuaca, kontraktor tidak boleh hanya menyelidiki tingkat kemungkinan dan konsekuensi biaya atas kondisi tersebut, tapi juga menilai pengaruhnya terhadap proyek. Jika konstruksi proyek kebanyakan adalah pekerjaan di luar, maka risiko cuaca akan besar, demikian pula sebaliknya.
Faktor Risiko yang Diakibatkan oleh Klien
Telah diketahui bahwa penyebab utama kegagalan bisnis adalah terkait dengan klien. Faktor ini dapat dinyatakan dalam kemampuan klien atas finansial untuk sesuai dengan biaya pekerjaan, laporan klaim, keperluan perubahan-perubahan, dan kepuasan konstruksi. Risiko tersebut dapat memberikan tekanan pada arus kas kontraktor dan meningkatkan biaya aktual selama konstruksi. Kontraktor harus memberikan perhatian khusus pada masalah ini sebelum memberikan penawaran proyek.
Dimensi lain dalam faktor ini adalah pengalaman masa lalu dengan klien. Berbagai bentuk pengalaman masa lampau dengan klien akan membantu kontraktor dalam menilai dampak faktor risiko ini. Pengalaman masa lampau yang jelek dengan klien akan berbuah faktor kontigensi yang akan dimasukkan sebagai faktor markup kontraktor dalam memberikan penawaran.
Faktor Risiko yang Diakibatkan oleh Subkontraktor
Saat ini, seiring dengan semakin banyaknya proyek berukuran besar sedemikian hingga menyebabkan kompleksitas yang semakin tinggi, menuntut kontraktor untuk melakukan subkontraktor pada pekerjaannya agar kompleksitas proyek menjadi managable. Walaupun mensubkontraktorkan pekerjaan memiliki banyak keuntungan, namun langkah ini juga memiliki kelemahan dan risiko ke kontraktor. Risiko-risikonya adalah ketidakpastian yang berhubungan dengan kemampuan teknologi subkontraktor, kehandalan, dan stabilitas finansial. Risiko-risiko tersebut akan menghasilkan kehilangan waktu dan meningkatkan biaya selama masa konstruksi.
Sebagai contoh apabila subkontraktor tidak mampu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atas suatu sebab, maka kontraktor akan menunjuk kontraktor lain atau mengerjakan sendiri. Dengan mengerjakan sendiri, tentu saja risiko yang sebelumnya ditransfer ke subkontraktor akan kembali ke kontraktor dan risiko-risiko tersebut merupakan risiko spesifik yang sebenarnya tidak mampu untuk dikendalikan oleh kontraktor. Akibatnya, risiko tidak terkendali dan terjadi pembengkakan biaya yang cukup besar.
Masalah-malalah terhadap subkontraktor, pada dasarnya dapat diatasi dengan menyeleksi dan membina hubungan yang baik dengan subkontraktor yang berdasarkan pengalaman masa lalu memiliki performa yang baik. Langkah ini akan mengurangi risiko yang terjadi akibat ketidakmampuan subkontraktor.
Faktor Spesifik Atas Kondisi Ekonomi dan Politik
Faktor kondisi ekonomi dan politik terjadi di luar konstruksi proyek namun mempengaruhi proyek dalam hal biaya pelaksanaan.
Faktor Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi akan mempengaruhi harga satuan pelaksanaan sehingga mempengaruhi biaya total proyek. Contohnya adalah eskalasi harga yang jelas akan menaikkan harga satuan pekerjaan di proyek. Fluktuasi harga juga akan mempengaruhi harga satuan pekerjaan di proyek. Fluktuasi harga terjadi sebagai akibat oleh banyak faktor seperti nilai tukar mata uang, supply dan demand, tambahan nilai suatu produk, dan lain-lain.
Pengaruh ekonomi terhadap biaya akhir proyek berbeda pada tiap negara dan berbeda pada durasi dan waktu pelaksanaan proyek. Pada negara dimana kondisi ekonominya tidak stabil sehingga menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi, maka kontraktor harus memperhatikan masalah ini dan mempertimbangkannya dalam estimasi awal saat tender. Di samping itu, semakin lama masa pelaksanaan proyek maka akan mendapat pengaruh yang lebih besar atas faktor ekonomi.
Faktor Kondisi Politik
Risiko politik didefinisikan sebagai risiko atau kemungkinan terjadinya beberapa kejadian politik yang akan mengubah prospek keuntungan atas suatu investasi. Risiko politik telah diperhatikan dalam konteks bisnis internasional. Risiko ini akan besar jika kontraktor bekerja pada suatu negara yang baru pertama kali.
Beberapa risiko politik adalah ketidakstabilan politik, perubahan peraturan, kondisi ketentuan perburuhan, ketentuan pajak, dan kecenderungan kebijakan pemerintah.
Sumber referensi: manajemenproyekindonesia.com
Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa membacanya juga. Untuk mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses situs ini. Sekian dan terima kasih.