Latar Belakang
Biaya perancah bekisting merupakan komponen biaya yang memiliki prosentase yang cukup besar terhadap keseluruhan biaya bekisting dan memiliki risiko cost overrun yang tinggi. Perhitungan biaya perancah scaffolding dijelaskan mengikuti rumus berikut ini:
- Biaya scaffolding = jumlah sediaan scaffolding x harsat x durasi……………………..(1)
- Sediaan scaffolding = durasi 1siklus/durasi floor to floor………………………………..(2)
- Biaya scaffolding =(durasi 1 siklus/durasi floor to floor) x harsat x durasi……..(3)
Pada persamaan (3), jika dianggap bahwa durasi floor to floor dan durasi adalah tetap dan harsat (harga satuan tidak berubah), maka variabel yang paling menentukan biaya adalah durasi 1 siklus. Untuk memudahkan dalam mendapatkan gambaran yang lebih baik atas durasi 1 siklus, diambil contoh pada perancah balok yang dijelaskan dalam schedule berikut:
Total durasi 1 siklus bekisting balok berkisar 15-20 hari (termasuk overlap pekerjaan). Jika diambil angka durasi 17 hari (seperti contoh di atas) dan durasi floor to floor rencana adalah 7 hari dimana asumsi jumlah zone per lantai adalah 2 zone, maka jumlah sediaan scaffolding untuk balok adalah 17/7=2.43 lantai ≈ 2.5 lantai (penggenapan ke atas interval ½ zone). Nilai ini adalah jumlah sediaan yang cukup boros sehingga tidak efisien.
Ide Inovasi
Terlihat dalam schedule di atas bahwa pekerjaan scaffolding dalam siklus bekisting merupakan pekerjaan yang mengalami pengulangan proses bongkar dan pasang. Pengulangan proses tersebut terjadi sepanjang pelaksanaan pekerjaan bekisting. Pencetusan ide bermula saat tim proyek melihat rangkaian baja Tower Crane di proyek. Rangkaian tersebut terdiri atas susunan section baja TC yang berukuran lebih kecil. Akibat perangkaian baja menjadi frame yang lebih besar, membuat proses erection TC menjadi lebih cepat. Ini menginspirasi tim proyek untuk membuat modul scaffolding yang lebih besar sehingga tidak diperlukan lagi pengulangan proses bongkar-pasang. Ide ini dinamakan Modul frame scaffolding.
Sebagai ilustrasi pada kasus ini, ketika melaksanakan persiapan pengecoran balok dengan bentang 8.0 m, perangkaian dalam bentuk 1 set frame yang terdiri atas 8 susun horizontal dan 2 susun vertikal. Perangkaian scaffolding secara horisontal dilakukan dengan penyambungan bracing diagonal dan perangkaian secara vertikal dilakukan dengan sambungan las cantum atau dengan pengikatan menggunakan kawat galvanis 2 mm yang kelak mudah dilepas jika tidak digunakan. Saat pembongkaran, set frame scaffolding diturunkan dengan setting u-head dan jack base. Setelah u-head dan jack base dilepas, set frame scaffolding didorong ke arah loading dock (bisa dengan roda) dan diangkat dengan TC untuk diletakkan ke lokasi baru tanpa proses bongkar-pasang. Proses berikutnya adalah memasang kembali u-head dan jack base lalu setting elevasi dengan penyetelan ulang.
Manfaat
Dengan metode di atas, maka total durasi siklus scaffolding berkurang cukup banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar schedule di bawah ini:
Dengan contoh kasus di atas dimana durasi 1 siklus awal adalah 17 hari, maka terjadi pengurangan durasi selama 3 hari setelah aplikasi modul frame scaffolding. Jumlah sediaan menjadi 14/7 = 2 lantai (semula 2,5 lantai). Terjadi efisiensi jumlah sediaan scaffolding sebesar (2,5-2,0)/2,5 = 20%.
Dengan sediaan yang lebih sedikit tentu saja secara otomatis akan mengurangi probabilitas dan impact terjadinya risiko atas alat scaffolding dan aksesorisnya seperti risiko biaya atas over masa sewa, kerusakan dan kehilangan scaffolding dan aksesorisnya. Manfaat lain dengan semakin singkatnya durasi 1 siklus bekisting, dapat mempersingkat durasi floor to floor pekerjaan struktur dengan penyesuaian jumlah sediaan item bekisting yang lain. Sehingga pada akhirnya dapat mempersingkat total durasi pelaksanaan struktur.
Aspek yang Harus Diperhatikan
Inovasi konstruksi ini sudah diuji coba pada proyek RSUD Kanujoso Balikpapan dimana dirangkai 8 set scaffolding sekaligus. Sementara ini rangkaian 8 set scaffolding dirasa memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi saat didorong ke arah loading dock, hingga direkomendasikan untuk menggunakan jumlah set rangkaian scaffolding yang lebih sedikit (4-6 set main frame). Hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Proses pembongkaran panel bekisting harus memperhatikan jalur dorong rangkaian scaffolding. Tumpukan panel harus ditempatkan sedemikin hingga tidak menghalangi jalur keluar frame scaffolding ke arah loading dock.
- Sampah bekisting harus segera dipindahkan saat pembongkaran.
- Jumlah set main frame harus direncanakan sedemikian mudah dilaksanakan.
- Cross brace harus dipasang lengkap.
- Sambungan las antar main frame harus dibuat sedemikian tidak merusak pipa.
- Proses pemindahan harus memperhatikan jadwal kerja TC.
Sumber referensi: manajemenproyekindonesia.com
Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapat manfaatnya. Untuk mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses situs ini. Sekian dan terima kasih telah berkunjung.