Bangunan tahan gempa yang mempunyai kualitas yang baik, hendaknya tidak hanya di bangun di daerah rawan gempa. Kematian yang diakibatkan oleh gempa kebanyakan karena bahan bangunan atau konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar baku. Cacat dan luka parah tertimpa beton menambah deretan korban gempa.
Bangunan anti atau tahan gempa adalah sebuah bangunan dengan konstruksi struktur bangunan yang kuat. Bangunan ini diharapkan mampu bertahan dari gempa hingga berkekuatan 7 skala Ritcher. Kalaupun ada gempa yang lebih keras lagi, diharapkan bahwa bangunan tidak langsung roboh tapi roboh perlahan sehingga member waktu untuk menyelamatkan diri.
Dalam merancang bangunan tahan gempa, ada tiga hal penting yang harus dilakukan, yaitu:
- Tersusun dengan baik.
- Dirancang dengan baik.
- Dibangun dengan baik.
Ketiga unsur diatas sangatlah penting. Jika susunan gedung tidak tepat maka beban terhadap struktur akan meningkat. Hal ini akan menumbulkan kelemahan kualitas pada struktur bangunan.
Rancangan Gedung dengan Konsep Struktur Simetri
- Elemen-elemen penahan beban seismis sebaiknya disusun secara simetris.
- Pentingnya susunan yang simetris berbanding lurus dengan tingginya gedung.
- Elemen yang penting untuk menahan beban seismis (contoh: tembok, kerangka struktur beton/baja) sebaiknya disebar secara simetris dan teratur menghadap ke dua arah dasar gedung.
- Tembok dan kerangka sebaiknya dipasang di batas pinggir bangunan. Jika semua elemen tersebut dipusatkan pada satu lokasi, maka elemen-elemen tersebut akan mengakibatkan puntiran pada bangunan; dan puntiran ini bisa mengakibatkan runtuhnya gedung.
- Konsep rancangan simetri sebaiknya diupayakan pada kedua arah orthogonal. Ketika membangun gedung berbentuk “L”, “H” atau “U”, rancangan denah gedung sebaiknya dibuat dengan rasio panjang-lebar kurang dari 1 banding 3. Jika ini tak memungkinkan karena adanya tuntutan desain arsitektur, maka sebaiknya sayap gedung dijadikan bangunan terpisah secara struktural (melakukan dilatasi = pemisahan bangunan secara struktural).
- Asimetri vertical juga sangat penting untuk dihindari jika membangun gedung lebih tinggi dari satu lantai. Elemen penahan beban lateral utama harus tersusun secara konsisten dari bawah sampai atas gedung. Hindarilah perubahan berat jenis diantara lantai (perbedaannya sebaiknya dibawah 50%), dan juga hindarilah perubahan kekakuan lateral.
Pertimbangan Lain dalam Merancang Bangunan
Daya tahan terhadap gempa bukanlah satu-satunya hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang perancang bangunan. Hal-hal dibawah ini juga harus dipertimbangkan, diantaranya:
- Defleksi, termasuk defleksi yang diakibatkan pergantian suhu dan gerakan-gerakan lain.
- Daya tahan terhadap api; perlindungan terhadap petir.
- Daya Tahan terhadap cuaca; pengendalian tingkat air permukaan.
- Daya tahan (termasuk terhadap serangan serangga)/stabilitas bahan bangunan.
- Proses pembangunan dan kecepatan pembangunan.
- Daya tahan bangunan terhadap waktu.
- Rancangan khusus untuk daerah tropis.
- Insulasi untuk mengendalikan suhu; ventilasi, dan efisiensi energi.
- Cahaya alami.
- Sistem saluran pipa.
- Keamanan, keleluasaan pribadi penghuni, insulasi akustik seiring dengan budaya, agama, dan tradisi lokal.
- Estetika.
- Adanya bahan baku yang memadai.
- Adanya tenaga buruh.
Sekian dari darsitek dan jangan lupa untuk selalu berbagi satu kebaikan dengan cara bagikan artikel ini ke teman-teman di sosial media, cukup dengan klik tombol SHARE atau bisa subscribe/langganan halaman darsitek di facebook untuk terus mengikuti perbaruan situs ini, terimakasih!