Candi Borobudur menyimpan banyak pertanyaan yang belum terjawab hingga kini. Banyak yang berspekulasi hingga menganggapnya sebagai suatu misteri hingga masuk ke wilayah mistis. Bangsa kita memang suka dengan hal-hal yang berbau misteri atau mistis. Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan justru mengarah pada suatu temuan bahwa Candi kebanggaan kita dibangun dengan cara yang pintar, jauh dari unsur mistis. Tulisan demi tulisan akan menguak tabir misteri mengenai cara membangun candi ini.
Pada artikel sebelumnya yang berjudul “Menguak Misteri Pembuatan Candi Borobudur” telah disimpulkan beberapa hal, yakni:
- Telah ada orang yang menyimpulkan rahasia cara membangun bangunan purbakala termasuk candi Borobudur. Dia adalah Edward Leedskalnin yang membangun Coral Castle yang terkenal. Tapi bagaimana caranya membangun bangunan purbakala tersebut tidak disebutkan. Masih misterius seperti orangnya.
- Para ahli menduga bangunan purbakala yang dimaksud oleh Edward Leedskalnin dibangun dengan alat anti gravitasi. Sebagian ahli yang lain menyebutkan bahwa lokasi bangunan purbakala berada di daerah yang memiliki diamagnetik kuat yang dapat membuat sebuah obyek melayang. Edward sendiri membangun Coral Castle menggunakan alat yang disebut Block and Tackle.
- Berdasarkan data yang ada disebutkan jumlah potongan batu adalah sekitar 2 juta potong batu dimana potongan batu sangat ringan (sekitar 7,5 kg) dan diambil dari sungai yang berada di sekitar lokasi candi. Waktu pelaksanaan pekerjaan candi cukup lama yaitu 23 tahun (referensi lain 92 tahun). Data-data tersebut menunjukkan bahwa tidak diperlukan cara yang sulit dalam mengambil batu dan memasangnya ke lokasi apalagi dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama sehingga produktifitasnya kecil. Artinya pendapat Edward dan para ahli rasanya terlalu berlebihan.
- Candi Borobudur memiliki desain arsitektur yang menawan. Batu yang terpasang pada candi, dalam jumlah cukup besar berupa relief dan arca yang menghiasi hampir seluruh permukaan candi. Hal ini berarti candi borobudur sebenarnya adalah bukan bangunan yang secara metode pelaksanaannya sulit, tapi bisa dikatakan sebagai bangunan seni dan arsitektur yang terbesar. Mungkin karena alasan arsitektur dan seni inilah yang membuat pelaksanaan candi berjalan dalam waktu yang lama, jadi bukan karena kesulitan mengangkat batu.
- Candi Borobudur merupakan proyek yang terbesar di jamannya dan merupakan candi terbesar di dunia. Memiliki desain menawan namun rumit karena kaya akan karya seni dan arsitektur. Hal tersebut berarti proyek Candi Borobudur merupakan proyek dengan kompleksitas yang tinggi. Diperlukan manajemen proyek yang baik agar pembangunan candi ini dapat berjalan dengan baik.
Artikel sebelumnya cukup meyakinkan kita bahwa para pendahulu bangsa ini sudah maju dengan dibuktikan dengan candi Borobudur yang dirancang dan dibangun dengan taste yang tinggi dan cara yang pintar. Kita sudah tak perlu berspekulasi lebih jauh mengenai pendapat Edward Leedskalnin dan pendapat para ahli lainnya yang menurut saya berasumsi terlalu jauh tanpa melihat fakta yang ada.
Sekarang mari kita lihat kelebihan candi ini dari sisi yang lain. Pernahkan anda berfikir bagaimana potongan batu yang berukuran kecil dan ringan tersebut dapat mampu membentuk struktur candi yang kuat dan cukup stabil serta cukup awet hingga sekarang padahal diketahui bahwa antar potongan batu yang ditumpuk tersebut tidak menggunakan bahan perekat?
Konstruksi Awal Candi
Sudah kita ketahui bahwa candi borobudur mempunyai desain arsitektural yang luar biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk dan struktur bangunan, bentuk dan jumlah relief, pengaturan jumlah tingkat, jumlah stupa dan falsafah yang terkandung di dalamnya. Konstruksi awal dari Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas gundukan tanah sebagai intinya, sehingga bukan merupakan tumpukan batuan yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi. Inti tanah yang merupakan pondasi candi, merupakan tanah asli bukit dan tanah urugan sebagian pada pembentukan pola berundaknya.
Pada penelitian yang sudah dilakukan, kita ketahui properties dari batuan yang digunakan pada konstruksi candi Borobudur yaitu:
- Berjenis andesit.
- Kadar porinya sekitar 32%-46% atau berporositas tinggi.
- Antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan.
- Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis.
- Kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2.
- Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.
Kesimpulan atas properties batuan pembentuk candi Borobudur adalah batuan tersebut berpori banyak, ringan, kekuatan tidak tinggi. Kita lalu bertanya kenapa jenis batuan ini yang digunakan sebagai konstruksi candi? Mari kita lihat penjelasannya.
Batuan digunakan sebagai pembentuk candi dan sebagai media relief dan arca candi. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagaimana tumpukan batu yang tanpa disemen atau diplester tidak lepas? Jawaban dari tetap menyatunya tumpukan batu tersebut adalah pada pola penyusunanya. Disinilah keunggulan dari konstruksi awal candi yang membuatnya tetap bertahan ribuan tahun. Para pendahulu kita telah merancang pola tumpukan batu sedemikian rupa dengan teknik penguncian. Batu-batu dibentuk agar dapat terkunci satu sama lain.
Sehingga terjawab lagi pertanyaan-pertanyaan tadi. Ternyata batuan andesit dengan properties yang telah diberikan merupakan batuan yang paling tepat untuk digunakan sebagai material pembentuk candi Borobudur. Kita kaji properties batuan dengan tuntutan desainnya sebagai berikut:
- Batuan memiliki berat jenis 1,6 – 2,0 ton / m3. Ini berarti batuan yang ringan. Kenapa dipilih yang ringan karena jumlah batuan banyak (2 juta potong batu) yang diangkat dan dipasang pada medan yang berbukit. Batuan yang ringan akan menyelesaikan masalah kesulitan pengangkutan atau transportasi dan kemudahan pemasangan. Batuan yang ringan juga berarti secara keseluruhan berat candi juga akan ringan. Ringannya konstruksi candi sangat membantu dalam mengatasi risiko kegagalan konstruksi candi terutama dalam hal geser tanah pendukung.
- Batuan memiliki kadar pori 32% – 46%. Batuan bisa dikatakan memiliki tingkat porositas tinggi. Kenapa harus yang memiliki porositas tinggi? Bisa jadi adalah untuk memudahkan dalam membentuk ukuran batu, membuat batuan yang berfungsi sebagai pengunci antar batuan, membuat relief yang jumlahnya sangat banyak, serta untuk memudahkan dalam membuat arca.
- Batuan memiliki kuat tekan 111 kg/cm2 hingga 281 kg/cm2 atau jika dirata-rata sekitar 196 kg/cm2. Tergolong batuan dengan kuat tekan yang rendah. Hal tersebut mungkin dimaksudkan juga untuk memudahkan pelaksanaan dalam membuat potongan batu, pengunci, relief dan arca. Kita ketahui bahwa untuk membentuk batuan menjadi relief misalnya, batuan tersebut haruslah mudah untuk dibentuk. Tingkat kekerasan batuan akan menjadi pertimbangan. Umumnya kuat tekan yang tinggi memiliki properties lain yang tinggi pula. Dengan kuat tekan batuan candi yang tergolong rendah berarti tingkat kekerasan permukaan batuan pun cukup untuk dibentuk dengan alat kerja yang ada pada saat itu.
- Lubang pori yang satu dengan yang lain yang tidak terhubung. Bisa jadi ini menjadi kriteria untuk membuat atau membentuk batuan, relief, dan arca agar tidak mudah pecah atau patah. Terhubungnya lubang pori tentu akan membentuk perlemahan pada batuan yang apabila diberikan tekanan tertentu akan mudah pecah dan patah.
Dari segi memilih material konstruksi candi, ternyata telah dipilih batuan yang paling tepat secara desain dan pelaksanaaan serta pemeliharaan candi. Lagi-lagi ini menjadi bukti bahwa pembuat candi adalah orang-orang pintar yang dengan cerdik mampu menyelesaikan masalah proyek dengan jitu.
Dari sudut pandang Manajemen Proyek, kemampuan untuk menentukan material utama yang tepat dari aspek desain dan pelaksanaan berarti paham mengenai dasar-dasar manajemen procurement yang baik disamping manajemen risiko karena mampu untuk mengidentifikasi dan membuat respon risiko yang tepat atas kegagalan konstruksi. Semoga kita banyak belajar dari ilmu pengetahuan yang terpendam dari candi kebanggaan bangsa kita ini.
Sumber: manajemenproyekindonesia.com
Sekian artikel ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Silahkan share artikel ini jika dirasa bermanfaat untuk kita semua. Untuk mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan artikel melalui notifikasi yang muncul saat pertama kali mengakses situs ini.