Tiap proyek itu unik dan karenanya memiliki kompleksitas yang berbeda-beda. Mengetahui tingkat kompleksitas proyek akan berguna dalam memahami bagaimana proyek akan dikelola. Pertanyaannya adalah bagaimana cara mengukurnya. Banyak referensi yang mengajukan parameter ukur untuk mengukur kompleksitas proyek. Di sini diusulkan suatu pendekatan yang dirasa cukup mudah.
Kompleksitas merupakan bagian dari proyek. Sama halnya seperti risiko dan yang lainnya. Seberapa penting memahami kompleksitas itu? Gambaran mudah untuk memahami kompleksitas ini, jika orang bilang “proyeknya rumit setengah mati” atau “proyeknya ribet”. Tidak sulit memahami arti kompleksitas. Yang sulit adalah apa saja parameternya dan bagaimana mengukurnya. Ini masih banyak versi. Tapi apa yang akan disampaikan dalam artikel ini dinilai telah cukup mewakili.
Rumit atau ribet itu tentu punya nilai tertentu. Misalnya agar rumit, rumit, rumit sekali atau bahkan sangat rumit sekali. Lalu apa kriteria menentukan tingkat rumit itu? Di sini akan diperkenalkan acuan Robert Joker. Kompleksitas ditentukan oleh 16 parameter yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Uncertainty/Risk
- Informasi, adalah besarnya risiko yang timbul dan mungkin harus ditanggung oleh proyek tergantung dari ketersediaan dan mutu informasi yang digunakan untuk menyusun rencana kerja dan anggaran proyek.
- Experience, adalah besarnya risiko yang harus ditanggung proyek juga tergantung dari pengalaman perusahaan dalam melaksanakan proyek yang sejenis.
- Lokasi proyek. Jenis dan sifat alamiah dari proyek juga mempengaruhi resiko yang mungkin terjadi misalnya lingkungan alam dan lokasinya, apakah dekat dengan sumber tenaga kerja dan material serta equipment, jauh dekatnya dukungan kantor pusat akan mempengaruhi pula besarnya resiko yang mungkin akan ditanggung oleh proyek.
Technology
- Level of Technology. Tingkat kesulitan proyek tergantung dari teknologi yang akan di terapkan apakah sederhana, standard, atau termasuk teknologi tinggi dan canggih.
- Age of Technology. Umur suatu teknologi di masyarakat turut menentukan tingkat kesulitan proyek, bila teknologi itu sudah umum di terapkan (proven technology) dan memasyarakat, maka tingkat kesulitannya relatif kecil, bila baru di kembangkan (new technology) dan belum banyak di kenal di anggap tingkat kerumitan lebih besar.
Complexity
- Number of process involved. Berapa jenis proses teknologi dan di supply oleh berapa pemilik teknologi yang terlibat dalam menunjang proses utamanya.
- Scope of Project. Cakupan ruang lingkup proyek yang akan dilaksanakan sesuai kontrak.
- Duration. Jangka waktu pelaksanaan akan menentukan tingkat ekonomis dari penugasan sumber daya untuk proyek, makin lama maka makin banyak diperlukan penggunaan sumber daya dan team yang khusus.
Size
Number of total manhour involved of magnitude cost. Ukuran besarnya sebuah proyek dapat di tentukan jumlah manhours yang akan di pakai untuk menyelesaikan proyek.
Important
- Relative of objective of the owner. Dampak terhadap proses produksi dari fasilitas yang sedang dibangun. Proses utama, proses penunjang yang tanpa cadangan, prasarana yang mutlak harus tersedia untuk memulai produksi menduduki peranan yang sangat penting.
- Relative to objective of the company. Proyek-proyek untuk menembus pasar, bidang usaha utama dan proyek-proyek dengan penerapan barrier strategy menjadi proyek yang penting bagi proyek.
Interdependency
- Interdependency intern. Ketergantungan urutan penyelesaian kegiatan di antara organisasi pelaksana di dalam proyek.
- Interdepency extern. Participant involved. Jumlah badan atau organisasi peserta dalam pelaksanaan proyek akan mempengaruhi tingkat kerumitan dan perlunya suatu sistim koordinasi yang tanggung dan handal dari pimpinan proyek.
Criticality
- Time criticality. Number of sequential activity and duration relative to final completion.
- Resource criticality. Scarcity important/ specialist resources.
Pecentage of Import material.
Differentiation
Differentation. Differentation requried of function performing activity.
Parameter di atas lalu dinilai dengan cara memberikan bobot pada tiap parameter. Bobot yang diberikan adalah atas dasar pendekatan yang berdasarkan pengalaman. Kemudian masing-masing parameter dinilai tingkatnya. Nilai berdasarkan kondisi proyek yang bersangkutan. Nilai dapat dengan skala 10 atau 100. Tingkat kompleksitas tiap parameter didapat dengan mengalikan antara bobot dan nilai. Untuk mendapatkan tingkat bobot secara keseluruhan proyek, adalah dengan menjumlahkan tingkat kompleksitas yang disumbangkan oleh masing-masing parameter.
Adapun tabel yang dapat dijadikan contoh ditampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel Contoh Menilai Kompleksitas Proyek
No | Klarifikasi Proyek | Bobot (W) | Nilai (V) | Total (WxV) |
1 | Information | 4 | ||
2 | Experience | 8 | ||
3 | Project Location | 5 | ||
4 | Level of Technology | 2 | ||
5 | Age of Technology | 2 | ||
6 | Number of Process Involved | 6 | ||
7 | Scope of Project | 11 | ||
8 | Duration | 10 | ||
9 | Number of total manhour involved of magnitude cost | 15 | ||
10 | Relative of objective of owner | 7 | ||
11 | Relative to objective of company | 7 | ||
12 | Interdependency intern | 6 | ||
13 | Interdependency extern | 4 | ||
14 | Time Criticality | 6 | ||
15 | Resource criticality | 4 | ||
16 | Differentiation | 4 | ||
Total | 100 |
(Referensi Bahan Kuliah Manajemen Proyek Internasional, Magister Manajemen Proyek, UI, Salemba)
Sumber artikel: manajemenproyekindonesia.com
Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar bisa dibaca oleh teman-teman proyek lainnya. Jika ingin terus mengikuti perbaruan situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses situs ini. Sekian dan terima kasih.