Selamat malam sahabat darsitek dimanapun berada, kali ini saya akan membagikan artikel mengenai Pencahayaan Rumah Hemat, Alami dan Sehat. Kesadaran akan adanya pemanasan global yang kian mempengaruhi perubahan iklim dan degradasi kualitas lingkungan hidup manusia telah menyadarkan bahwa betapa pentingnya menyelamatkan kehidupan manusia di Bumi. Berbagai pihak terus bekerja sama membangun dunia baru yang lebih efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Para pengembang properti berbagi informasi membangun properti hijau menuju kota hijau. Produk-produk properti hijau diperkenalkan kepada konsumen yang semakin kritis terhadap pengembang yang tidak ramah lingkungan. Ada banyak properti hijau diantaranya berupa konsep kota taman, kota pohon, kota hijau, rumah kebun, kebun raya, taman hijau, hingga lembah hijau yang membanjiri pasaran telah banyak memesona masyarakat.
Berbagai model arsitektur bangunan yang akhir-akhir ini sempat populer, mulai dari rumah bergaya tropis, country, mediteranian, hingga minimalis, mulai ditinggalkan konsumen. Para arsitek dan pemilik rumah mulai bekerja sama mengembangkan konsep rumah hunian yang ramah lingkungan dan semakin dicari penghuni.
Biaya listrik yang semakin mahal mendorong semua pihak untuk mulai membiasakan menggunakan energi alternatif yang ramah lingkungan. Meski belum banyak berkembang, warga terus berupaya mencari tenaga listrik yang mudah dan murah untuk diapatkan, di antaranya:
Pencahayaan Rumah Hemat, Alami dan Sehat
- Efiensi listrik melalui pemanfaatan lampu hemat energi dan cahaya alami dianggap sebagai solusi terbaik untuk menghadapi krisis listrik saat ini.
- Penghematan itu dapat ditempuh dengan cara mengurangi tingkat pencahayaan yang bersumber dari daya listrik maupun dengan memanfaatkan teknologi lampu irit setrum. Pemanfaatan lampu seperti ini dinilai dapat mengurangi pemakaian listrik dari sektor pencahayaan hingga 40 persen.
- 19 persen pemakaian listrik di perkantoran di dunia berasal dari pencahayaan. Karena itu, efisiensi pencahayaan ini akan berpengaruh besar bagi upaya pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi listrik.
- Efisiensi listrik tersebut kian maksimal jika konsumen mengkombinasikan penggunaan cahaya buatan tersebut dengan cahaya alami dari matahari.
- Kombinasi antara pemanfaatan teknologi buatan cahaya alami dan hemat energi ini dapat memangkas konsumsi listrik hingga 50 persen. “Kita bisa memanfaatkan cahaya alami ini sebanyak mungkin. Untuk bangunan perkantoran, kombinasi 30 persen cahaya natural dan 70 persen cahaya artifisial sudah sangat bagus”.
- Sekarang ini teknologi lampu LED menjadi solusi paling tepat karena lampu jenis ini punya intensitas cahaya besar tapi konsumsi listrik yang rendah. Selain itu, perlu juga diperhatikan soal rumah lampu. “Desain lampu rumah yang tepat dapat memaksimalkan penyebaran cahaya lampu sehingga tidak ada penyebaran yang sia-sia”.
- Tren penggunaan lampu hemat energi dan cahaya alami tersebut kini telah merambah Indonesia. Penggunannya bukan hanya untuk pertokoan dan perkantoran besar, tapi juga untuk sektor publik.
- Penggunaan panel- panel sel surya di atap bangunan untuk memanaskan air dan beberapa titik lampu.
- Di kawasan pesisir pantai, dilakukan pengembangan kincir angin untuk memasok tenaga listrik.
- Biogas juga sudah dilirik untuk menerangi lampu atau memasak. Alternatif pengembangan energi listrik rumah ramah lingkungan harus terus dilakukan agar rumah tidak tergantung banyak pada pasokan listrik PLN nantinya di masa depan.
- Ketersediaan KDH 30 persen lebih memberikan peluang untuk rumah dan penghuni dapat bernapas lega. Ruang hijau dikembangkan menjadi taman dengan konsep taman sesuai kebutuhan penghuni, seperti taman terapi/refleksi/relaksasi, taman bunga, taman air, atau sesuai arsitektur bangunan-taman tropis, taman minimalis, taman jepang, dan taman mediteranian.
- Taman yang cantik dapat memberikan sumbangan ekologis kepada kota sebagai ruang terbuka hijau, privat bagian dari ruang terbuka hijau kota. Penghuni berhak memperoleh insentif, seperti pengurangan pajak, pemotongan biaya listrik, telepon, dan kemudahan lain, dari pemerintah sebagai apresiasi pemerintah atas partisipasi warga dalam menambah hijau kota.
- Bangunan yang diselimuti tanaman terbukti mampu mempengaruhi iklim mikro lingkungan sekitar. Hawa panas menjadi turun. Taman menjadi insulasi atap alami. Radiasi sinar matahari diserap tanaman. Gas polutan diolah tanaman menjadi oksigen. Air hujan dapat ditampung, diserap, dan dialirkan ke dalam pipa serta diresapkan ke dalam sumur resapan air.
- Para arsitek mulai rajin membangun atap hijau (green roof, roof garden) sebagai upaya menggantikan lahan (hijau) yang terbangun. Di kota-kota besar yang padat, ramai dan sumpek, kehadiran atap-atap hijau sperti oase sejuk di tengah-tengah hutan beton kota. Belum cukup, dinding-dinding rumah juga dibalut tanaman merambat menjadi dinding hijau/green wall.
Sekian postingan kali ini mengenai Pencahayaan Rumah Hemat, Alami dan Sehat, semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu berbagi satu kebaikan dengan cara share atau bagikan artikel ini ke teman-teman di sosial media, cukup dengan klik tombol SHARE disitus ini, terimakasih!