Halo rekan-rekan sekalian, apa kabar kalian hari ini? Saya doakan semoga sehat selalu. Pembahasan kita kali ini yaitu mengenai pengertian, klasifikasi, manfaat, fungsi dan jenis terasering. Untuk pembahasan lengkapnya mari baca dibawah ini.
Pengertian Terasering
Terasering/teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur. (Yuliarta et al., 2002).
Sedangkan menurut Sukartaatmadja (2004), terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.
Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur.
Penanaman pada terasering dilakukan dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran permukaan agar air dapat meresap ke dalam tanah. Jenis terasering antara lain teras datar, teras kredit, Teras Guludan, dan teras bangku.
Jadi secara garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi untuk:
- Menambah stabilitas lereng.
- Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng).
- Memperpanjang daerah resapan air.
- Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng.
- Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off).
- Dapat digunakan untuk landscaping.
Klasifikasi dan Desain Terasering
Teras dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Sukartaatmadja (2004) mengklasifikasikan teras berdasarkan fungsi dan berdasarkan bentuk. Berdasarkan fungsi, teras diklasifikan lagi dalam dua jenis yaitu: (a) teras intersepsi (interception terrace) dan (b) teras diversi (diversion terrace). Pada teras intersepsi aliran permukaan ditahan oleh saluran yang memotong lereng. Sedangkan teras diversi berfungsi untuk mengubah arah aliran sehingga tersebar ke seluruh lahan dan tidak terkonsentrasi pada satu tempat. Berdasarkan bentuk, teras dibedakan ke dalam beberapa bentuk diantaranya teras kredit, teras guludan, teras datar, teras bangku, teras kebun dan teras individu.
Schwab et. al. (1966) dan Arsyad (1989) mengklasifikasikan teras dalam dua tipe utama, yaitu teras bangku (bench terrace) untuk mengurangi kemiringan lereng dan teras berdasar lebar (broadbase terrace) yang ditujukan untuk mengurangi atau menahan air pada lahan miring. Teras berdasar lebar ini dibagi lagi dalam bentuk teras berlereng, teras datar, dan teras berdasar sempit.
Utomo (1989) membagi teras berdasarkan bentuk dan fungsinya ke dalam 3 macam teras, yaitu (a) teras saluran (channel terrace), (b) teras bangku atau teras tangga (bench terrace), dan (c) teras irigasi pengairan (irrigation terrace). Teras saluran terutama dibangun untuk mengumpulkan air aliran permukaan pada saluran yang telah disiapkan untuk kemudian disalurkan pada saluran induk jalannya air, sehingga aliran permukaan tersebut tidak menyebabkan erosi. Teras bangku dibangun terutama untuk mengurangi panjang lereng. Lalu, teras pengairan dibangun untuk menampung air hujan sehingga dapat digunakan oleh tanaman, seperti pada petak-petak sawah tadah hujan.
Sedangkan Morgan (1986) membagi teras ke dalam 3 tipe utama, yaitu (a) teras diversi (diversion terrace), (b) teras retensi (retention terrace), dan teras bangku (bench terrace). Tujuan utama teras diversi adalah untuk menahan aliran di permukaan dan menyalurkannya melalui lereng ke saluran outlet yang aman. Teras retensi digunakan jika dibutuhkan konservasi air dengan menahannya di lereng bukit. Sedangkan teras bangku dibuat jika lahan sampai kemiringan 30 % akan digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian.
Manfaat Terasering
Terasering umumnya digunakan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat disana namun sekarang terasering lebih digunakan sebagai konservasi lingkungan yakni dengan ditanami pohon-pohon untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor. Berikut 7 manfaat terasering yang perlu kita ketahui, diantaranya:
1. Sebagai lahan konservasi
Terasering atau sengkedan bermanfaat untuk lahan konservasi, dengan ditanaminya pohon-pohon yang dapat menjaga lereng-lereng gunung sekaligus penghijauan atau peremajaan kembali lahan pegunungan.
2. Lahan pertanian
Didaerah pegunungan lereng-lereng gunung dibuat sengkedan dengan bertujuan menjadikan lereng gunung lebih produktif dengan dijadikannya lahan untuk bertani budidaya padi maupun budidaya palawija.
3. Mencegah longsor
Dengan dibuat lereng-lereng gunung terasering atau sengkedan, mencegah terjadinya longsor pada lereng sehing lereng pegunungan menjadi lebih stabil
4. Menambah resapan air
Dengan dibuat sengkedan dapad menambah lahan resapan air karena lereng gunung yang curam diubah menjadi datar sehingga dapat membantu memaksimalkan penyerapan air.
5. Mengurangi tingkat kecuraman lereng
Dengan dibuat bertahap-tahap atau seperti tangga, terasering atau sengkedan dapat mengurani tingkat kecuraman pada lereng pegunungan.
6. Memperlambat kecepatan air
Dimusim penghujan, kecepatan air dilereng mengakibatkan terjadinya erosi pada lereng pegunungan, sehingga sering sekali terjadi longsor pada lereng pegunungan, dengan dibuat terasering atau sengkedan dapat memperlambat kecepatan air pada saat hujan terjadi.
7. Dapat dijadikan lahan datar
Sulitnya mencari lahan datar didaerah pegunungan untuk dijadikan sarana kemasyrakatan seperti pembangunan perumahan, lapang maupun tempat ibadah, dengan menggunakan terasering atau sengkedan dapat mengurangi kemiringan pada daerah pegunungan.
Fungsi Terasering
Pembuatan terasering bermanfaat untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga memperkecil resiko pengikisan oleh air. Selain memiliki manfaat, pembuatan terasering juga mempunyai fungsi tertentu. Berikut adalah beberapa fungsi dari terasering diantaranya:
- Menjaga dan meningkatkan kestabilan lereng.
- Memperbanyak resapan air hujan ke dalam tanah.
- Mengurangi run off atau kecepatan aliran air di permukaan tanah.
- Mempermudah perawatan atau konservasi lereng.
- Mengurangi panjang lereng atau memperkecil tingkat kemiringan lereng.
- Mengendalikan arah aliran air menuju ke daerah yang lebih rendah sehingga tidak terkonsentrasi pada satu tempat.
- Menampung dan menahan air pada lahan miring.
Jenis Jenis Terasering
Terasering dapat dikelompokkan dengan berbagai macam cara. Menurut bentuknya, terasering dikategorikan ke dalam 8 bentuk yaitu teras kridit, teras individu, teras datar, teras guludan, teras bangku, teras batu, teras saluran dan teras kebun. Berikut adalah penjelasannya:
Teras Datar (level terrace)
Teras datar atau teras sawah (level terrace) dapat didefinisikan sebagai suatu teras dengan bentuk tanggul yang sejajar kontur, serta dilengkapi saluran air di bagian atas dan bawah tanggul. Teras datar dibuat pada tanah dengan kemiringan kurang dari 3% dan kedalaman tanah kurang dari 30 cm, dengan tujuan memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah. Teras datar dibuat dengan jalan menggali tanah menurut garis tinggi dan tanah galiannnya ditimbunkan ke tepi luar, sehingga air dapat tertahan dan terkumpul.
Tanaman yang ditanam adalah tanaman musiman dan berada pada daerah dengan curah hujan rendah atau bisa juga ditanami dengan rumput. Selain itu, kondisi permukaan tanah tidak boleh berbatu dan dibuat di daerah yang tingkat resapan airnya cukup tinggi sehingga tidak terjadi genangan serta aliran air melewati tebing teras. Tujuan dari pembuatan teras datar adalah untuk membuat lapisan tanah tetap lembab dan memperbaiki aliran air.
Teras Kredit (ridge terrace)
Jenis terasering yang pertama yaitu teras kredit. Definisi teras kredit yakni suatu teras dengan bentuk guludan tanah atau batu yang sejajar kontur. Teras ini menggabungkan guludan dan saluran air menjadi satu. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan teras kredit adalah dibuat pada tanah yang landai dengan kemiringan 3 – 10% dengan kedalaman tanah lebih dari 30 cm, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan teras kridit membutuhkan banyak tenaga kerja dan harus dibuat di daerah yang tidak sering terjadi hujan lebat, dimulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra.
Teras Guludan (cotour terrace)
Teras guludan dibuat pada tanah yang mempunyai kemiringan 10 – 50% dengan kedalaman tanah lebih dari 30 cm dan bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah. Seperti halnya teras daratan, pembuatan teras guludan harus berada pada daerah dengan daya resapan air yang tinggi. Selain itu, diperlukan juga saluran pembuangan air yang aman. Saluran air tersebut dibuat landai dengan kemiringan 0,1 persen sehingga dapat menampung endapan tanah hasil dari erosi.
Teras Bangku (bench terrace)
Definisi dari teras bangku adalah suatu teras yang dibuat dengan memotong lereng sehingga bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan membentuk deretan bangku. Teras bangku dibuat pada lahan dengan kelerengan 10 – 30% dan bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija. Teras bangku dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan ditanami rumput untuk menguatkan teras.
Syarat pembuatan teras bangku hampir sama dengan teras guludan, hanya saja dapat dibuat di daerah dengan daya serap air yang rendah. Meski demikian, teras bangku sulit diterapkan pada pertanian yang menggunakan mesin pembajak yang besar serta membutuhkan modal banyak dalam pembuatannya.
Teras Individu
Teras individu yaitu suatu teras yang berdiri sendiri bagi setiap tanaman. Ukuran setiap teras berbeda-beda sesuai dengan jenis tanamannya. Jenis tumbuhan yang biasa ditanam pada teras ini adalah tanaman kayu (pohon) dan tanaman penutup tanah. Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50% yang direncanakan untuk areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah hujannya terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan pembuatan teras individu.
Pembuatan teras individu sangat sederhana, yaitu dengan cara menggali tanah pada tempat yang akan ditanami dan menimbun tanah hasil galian ke lereng bagian bawah sampai landai sehingga membentuk sedemikian rupa seperti teras bangku yang terpisah. Lahan di sekitar teras individu dibiarkan tetap berupa padang rumput, atau dapat ditanami tanaman penutup tanah.
Teras Kebun
Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50% yang direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan teras hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah.
Ukuran lebar jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras yang berdampingan dibiarkan tidak diolah.
Teras Saluran
Teras saluran atau lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu yang dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah. Dalam pembuatan teras saluran, syarat yang harus dipenuhi yaitu kemiringan lereng antara 3 – 10% dengan kedalaman tanah lebih dari 30 cm, tanah bertekstur kasar dan memiliki daya resap yang cepat. Tanaman yang biasa ditanam pada lahan dengan tipe teras saluran adalah tanaman kayu.
Teras Batu
Jenis teras yang terakhir adalah teras batu. Teras batu adalah penggunaan batu untuk membuat dinding dengan jarak yang sesuai di sepanjang garis kontur pada lahan miring. Pembuatan teras batu sangat baik diterapkan pada lahan yang memiliki banyak batu dan kerikil. Teras ini dapat difungsikan sebagai persiapan dalam pembuatan teras bangku. Tujuan dari pembuatan teras batu adalah memanfaatkan batu- batuan yang berada dipermukaan tanah sehingga lahan bisa digunakan untuk bercocok tanam.
Nah teman-teman, mungkin itu saja penjelasan mengenai pengertian terasering secara lengkap. Semoga dengan adanya artikel ini kita bisa mengetahui lebih mendalam mengenai terasering dalam ilmu pertanian. Jangan lupa share artikel ini jika bermanfaat untuk orang lain. Ikuti terus perbaruan artikel blog ini dengan cara like fanspage kita “Asdar Blog” di Facebook. Sampai jumpa di artikel berikutnya.