Halo rekan-rekan sekalian, kali ini saya akan membagikan sebuah artikel mengenai pondasi yang tepat untuk digunakan pada rumah 2 lantai. Baiklah langsung saja kita baca penjelasan lengkapnya dibawah ini.
Berbicara mengenai pondasi yang tepat untuk sebuah rumah merupakan hal yang cukup kompleks. Banyak yang harus diperhitungkan terlebih dahulu sebelum membangun dan menjalankan sebuah kontruksi menjadi rumah jadi. Kita akan berbicara banyak hal seperti komponen rumah, dinding, tanah, hingga beton yang akan digunakan.
Tanah menjadi komponen penting pada sebuah pondasi. Tanah dibawah bangunan harus menanggung beban rumah. Jika itu tanah yang lemah, pondasi harus dibuat lebih kuat. Jika rumah memiliki lebih dari satu lantai, pondasi juga harus dibuat lebih kuat.
Banyak arsitek yang merancang suatu bangunan, terlebih yang bertingkat atau 2 lantai, melupakan salah satu aspek penting pembangunan seperti kokohnya konstruksi pondasi pembangunan ketika menghadapi bencana gempa. Mereka sudah merancang dengan sangat baik struktur rumah yang akan dibangun, namun melupakan faktor ketahanan pondasi rumah ketika menghadapi gempa.
Lalu, bagaimana pondasi yang dianjurkan untuk rumah bertingkat 2 atau selebihnya? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Pondasi Yang Tepat Untuk Digunakan Pada Rumah 2 Lantai
Rumah tidak menjadi rumah begitu saja. Ada beberapa proses yang harus dilakukan seperti persiapan tanah, pondasi, kolom, sloof, bekisting, kolom lantai 2, dan lain sebagainya.
Pada umumnya, sebuah rumah yang berdiri diatas tanah yang memiliki permukaan setebal ± 50 cm tidak mempunyai daya tahan yang baik. Oleh karenanya, pondasi jangan dibuat pada lapisan tanah tersebut atau jenis tanah gembur seperti tanah humus. Untuk menjamin pondasi yang lebih kuat, pastinkan kedalaman tanah melebih 50 cm agar pondasi yang berdiri kokoh dan kuat.
Pondasi rumah sendiri juga perlu memenuhi beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi agar menjadi rumah yang aman untuk dihuni nantinya. Berikut diantaranya:
- Harus kuat dalam menahan geser akibat muatan tegak ke bawah.
- Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang mendadak dan tidak stabil.
- Kuat dalam menghadapi berbagai macam cuaca.
- Kuat dalam menghadapi bahan-bahan kimia.
Diharapkan dengan pondasi yang memenuhi persyaratan diatas, segala resiko dan standar keamanan bangunan dapat terjadi serta meminimalisir efek negatif bangunan dari berbagai bencana.
Selain hal diatas, penetapan pondasi juga memerlukan penelitian terhadap tanah yang akan digunakan. Ini biasanya disebut dengan soil test. Soil test berfungsi untuk menentukan kedalaman tanah yang cocok, tipe pondasi yang akan digunakan, dan lain sebagainya.
Langsung saja kepada pondasi yang dipakai untuk rumah bertingkat atau 2 lantai dan lebih.
Untuk pondasinya sendiri ada dua macam pondasi yang sering digunakan, yaitu pondasi floot plat dan pondasi sumuran.
Pondasi Foot Plat
Pondasi jenis ini adalah pondasi yang sering sekali digunakan untuk bangunan lantai 2 keatas. Pondasi ini merupakan gabungan dari pondasi staal juga. Bahan yang digunakan kebanyakan adalah besi beton dengan campuran semen, pasir, dan krikil.
Pondasi Sumuran
Pondasi ini berbentuk seperti sumur. Biasanya dibuat ketika daya topang tanah tidak terlalu kuat untuk mendukung pondasi foot plat. Kedalaman galian sangat bervariasi, namun rata-rata memiliki kedalaman lebih dari 2 meter. Dalam pembuatannya pun tidak jauh berbeda dengan membuat sumur, yaitu dengan menggunakan bis beton, kemudian dicor dengan batu kali atau beton pada umumnya.
Sebenarnya kontruksi pondasi sumuran dengan pondasi foot plat tidak jauh berbeda. Hanya saja pada pondasi sumuran ini konstruksi pipa diganti dengan pipa-pipa beton yang cukup besar atau yang lebih dikenal dengan bis beton. Untuk bis beton sendiri juga memiliki ukuran yang cukup beragam. Semua bisa ditentukan sesuai kebutuhan pondasi dan konstruksi tanah yang dirancang di awal pembuatan.
Sumber referensi: digambarin.com
Sekian penjelasan mengenai pondasi yang tepat untuk digunakan pada rumah 2 lantai, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapatkan ilmunya juga. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.