Beranda Struktur Bangunan Mengenal Faktor Penyebab Kegagalan Proyek Konstruksi

Mengenal Faktor Penyebab Kegagalan Proyek Konstruksi

BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR atau DISINI untuk LOGIN :-) Jika ada pertanyaan silahkan hubungi Admin DISINI. Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Dilengkapi acuan AHSP dan HSPK seluruh Indonesia, rugi jika tidak punya filenya. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Sekarang bukan zamannya lagi susah hitung RAB, tak perlu keluar biaya mahal-mahal buat nyewa orang. Dengan EasyRAB, menghitung RAB menjadi lebih cepat dan serba otomatis. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Dapatkan ratusan file-file desain gambar rumah siap pakai untuk menunjang dan mempermudah proyek anda. Dengan 250+ Desain Rumah Kekinian, Anda bisa dengan mudah memenuhi permintaan klien dengan desain rumah berkualitas tinggi ini. Klik DISINI untuk mendapatkan semua Filenya.

Pertemuan malam ini darsitek akan membahas topik mengenai Mengenal Faktor Penyebab Kegagalan Proyek Konstruksi. Dalam artikel kali ini saya tertarik untuk mengulas sedikit mengenai faktor-faktor penyebab kegagalan konstruksi yang marak terjadi akhir-akhir ini, sebelum mengetahui penyebab kegagalan konstruksi terlebih dahulu saya akan menjelaskan sedikit defenisi kegagalan konstruksi.

Pengertian kegagalan konstruksi secara umum dapat diartikan sebagai kegagalan fisik suatu bangunan atau infrastruktur, namum jika dikaji lebih dalam maka kegagalan konstruksi tidak hanya berdasarkan pada kondisi fisik suatu bangunan namun dapat pula dilihat dari aspek fungsi dan manfaatnya bagi lingkungan di sekitarnya.

Kadang dalam realita sehari-hari ada jenis produk konstruksi yang secara fisik memenuhi standar perencanaan dan pelaksanaan (layak secara fisik) namun dari aspek fungsi malah tidak dapat berfungsi seperti yang direncanakan atau keberadaan dari konstruksi tersebut justru mengganggu lingkungan di sekitarnya. Jadi secara integrasi kegagalan konstruksi merupakan bentuk penyimpangan yang timbul akibat ketidaksesuaian terhadap spesifikasi, manfaat, fungsi serta kesepakatan dalam kontrak yang dibuat baik dari pihak pengguna jasa, konsultan maupun pelaksana konstruksi.

Salah Satu Contoh Kegagalan Fisik Bangunan

Faktor-faktor penyebab  kegagalan konstruksi sangat beraneka ragam, baik yang berasal dari luar (eksternal) maupun yang berasal dari dalam (internal). Adapun beberapa faktor yang secara garis besar berpengaruh dan menjadi parameter terhadap kegagalan konstruksi, antara lain akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kesalahan Dalam Perencanaan dan Perancangan

Kesalahan perencanaan dan perancangan merupakan faktor yang sangat penting dan vital dimana sangat berpengaruh terhadap desain konstruksi yang akan dilaksanakan dilapangan, jika dalam aspek perencanaan dan perancangan pihak konsultan salah memperhitungkan atau menganalisis maka konsekuensi atau dampak yang dapat ditimbulkan ke depan akan sangat signifikan berpengaruh terhadap kegagalan fisik bangunan. Perencanaan dalam hal ini dapat berupa perencanaan dan perancangan desain fisik/ukuran dan keamanan, perencanaan anggaran, perencanaan mutu, perencanaan manfaat/benefit, perencanaan waktu pelaksanaan, perencanaan fungsi dan perencanaan yang mendukung terhadap produk konstruksi yang akan dihasilkan.

2. Kesalahan Operasional

Dalam hal ini lebih berorientasi kepada pihak pemilik proyek konstruksi dalam tahap penggunaan dan operasional dari produk konstruksi tersebut, dimana jika pihak pemilik melakukan kesalahan dalam hal merubah dari fungsi awalnya maka dapat berpotensi menimbulkan terjadinya kegagalan konstruksi, misalnya bangunan yang awalnya diperuntukkan untuk gedung perkantoran diubah fungsi menjadi gudang atau menambah jumlah tingkat bangunan yang dari perencanaan awalnya hanya diperuntukkan untuk satu lantai atau pembangunan gedung yang setelah terealisasi tidak digunakan sama sekali atau menganggur, serta perubahan-perubahan fungsi lainnya yang menyimpang dari fungsi rencana awalnya juga berpotensi terhadap terjadinya kegagalan bangunan baik bersifat fisik maupun nonfisik.

3. Kesalahan Dalam Proses Studi Kelayakan

Kesalahan dalam tahapan studi kelayakan memberikan dampak yang cukup meluas ke beberapa aspek tidak hanya yang bersifat fisik tetapi non fisik juga. Dalam proses pembuatan dan analisis studi kelayakan tentunya perlu memperhatikan aspek-aspek secara menyeluruh/komprehensif yang akan di proyeksikan ke depan baik pada tahap pelaksanaan/konstruksi maupun pasca konstruksi dimana berdampak langsung terhadap daerah di sekitarnya baik dari segi pemanfaatan, sosial, ekonomi, perawatan, lingkungan dan peraturan yang berlaku. Jadi pada tahap ini jika tidak dilakukan dengan cermat khusunya bagi proyek yang berskala besar maka akan memberikan dampak yang signifikan dalam tahapan ke depannya yang tentunya merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kegagalan suatu konstruksi.

loading...

4. Kesalahan Dalam Pelaksanaan

Kesalahan pelaksanaan merupakan tindak lanjut dari proses perencanaan kontruksi, dimana dalam tahap pelaksanaan juga memegang peranan penting terhadap kegagalan kontruksi yang tentunya lebih berorientasi kepada pihak pelaksana proyek/kontraktor. Dalam tahap pelaksanaan faktor-faktor tersebut antara lain dapat dari segi metode pelaksanaan yang salah, kualitas material yang tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak dan perencanaan, penggunaan tenaga kerja yang tidak ahli atau tidak berpengalaman, penggunaan peralatan yang tidak efektif, kurangnya pengawasan dan manajemen proyek yang buruk. Tentunya jika aspek tersebut dapat lebih diperhatikan maka tingkat risiko kegagalan konstruksi dari aspek pelaksanaan dapat direduksi.

5. Maintanance/Perawatan

Perawatan bangunan juga berperan penting terhadap kelangsungan umur dan kualitas produk konstruksi, tentunya dalam hal ini diperlukan sistem manajemen perawatan bangunan. Jika tingkat frekuensi perawatan tidak dilakukan secara rutin dan berkala maka dapat juga berpotensi terhadap meningkatnya risiko kegagalan bangunan. Inspeksi perawatan bangunan berfungsi untuk mendeteksi secara dini kerusakan dari fisik bangunan/infrastruktur sehingga langkah repair/perbaikan dapat dilakukan sejak dini sehingga menghindari tingkat kerusakan yang lebih buruk serta pembengkakan biaya.

6. Disaster/Bencana

Faktor ini merupakan faktor diluar dugaan dan kemampuan manusia yang sulit untuk diprediksi secara tepat (Act of God), faktor bencana merupakan faktor yang sangat fatal terhadap kegagalan konstruksi. Bencana dalam hal ini dapat berupa bencana alam maupun akibat faktor internal/kelalaian manusia seperti bencana gempa/Earth Quake, banjir/flood, Tsunami, tanah longsor/land slide, Topan, kebakaran, ledakan, Amblas, dan sebagainya. Oleh karena itu untuk mengurangi tingkat risiko akibat faktor ini maka banyak pihak pemilik produk konstruksi mengalihkan risiko tersebut ke pihak ke-3 seperti asuransi.

7. Manfaat dan Dampak

Manfaat dalam hal ini lebih ke dampak terhadap produk konstruksi yang telah dibuat atau terealisasi dan dioperasikan. Kegagalan konstruksi juga bukan hanya masalah kegagalan fisik semata melainkan dapat dilihat dari aspek manfaatnya setelah beroperasi. Kadang banyak hasil produk konstruksi berupa bangunan yang setelah  selesai dibuat sesuai dengan spesifikasi perencanaan dan dioperasikan sesuai dengan fungsinya, tetapi dari aspek manfaat justru memberikan dampak yang buruk terhadap masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Misalnya pencemaran lingkungan, rusaknya vegetasi disekitarnya, terjadinya kesenjangan sosial, dan sebagainya.

8. Usia/Umur Bangunan

Umur bangunan juga berperan dan berpengaruh terhadap kegagalan konstruksi bangunan dimana jika umur suatu produk bangunan melampaui dari umur yang direncanakan maka dapat berpotensi menyebabkan kegagalan bangunan, hal ini diakibatkan karena tingkat kekuatan bangunan mengalami penurunan selama umurnya serta kelelahan/fatique yang terus-menerus selama umur bangunan tersebut.

Dari penjelasan faktor-faktor tersebut tentunya membutuhkan banyak pemahaman bagi semua pihak dalam penyelenggaraan konstruksi baik dari pemilik proyek, konsultan maupaun pelaksana. Dengan pemahaman dan tanggung jawab yang tinggi akan hal tersebut maka tentu saja dapat mengurangi terjadinya kasus-kasus kegagalan konstruksi yang dapat menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian materi ke depannya khsusunya di Indonesia.

Sekian artikel kali ini mengenai Mengenal Faktor Penyebab Kegagalan Proyek Konstruksi, semoga bisa bermanfaat untuk anda. Jangan lupa untuk selalu berbagi satu kebaikan dengan cara share atau bagikan artikel ini ke teman-teman di sosial media, cukup dengan klik tombol SHARE disitus ini, terimakasih!

Sumber Artikel
Dikutip dari tulisan: Ir. James Thoengsal, MT.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini