Cuaca merupakan suatu hal yang penting dalam perencanaan pelaksanaan proyek terlebih proyek banyak terkait dengan pekerjaan tanah seperti pekerjaan basement, substructure, dan jalan. Seringkali proyek salah perencanaan akibat tidak mengindahkan prediksi cuaca. Akibatnya pekerjaan terlambat dan terjadi cost overrun akibat produktifitas alat dan manpower yang rendah karena hujan. Postingan ini menjelaskan bagaimana memanfaatkan prediksi cuaca dalam membuat perencanaan proyek.
Sekilas Mengenai Iklim dan Cuaca
Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream.
Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari yang diterima oleh bumi dan memengaruhi iklim jangka panjang. Cuaca di bumi juga dipengaruhi oleh hal-hal lain yang terjadi di angkasa, diantaranya adanya angin Matahari atau disebut juga star’s corona.
Di Indonesia terdapat tiga iklim, yang diantaranya adalah Iklim Musim atau sering disebut juga dengan Iklim Musom, kemudian Iklim Tropika atau bisa disebut juga Iklim Panas, dan yang terakhir adalah Iklim Laut. Secara bahasa, Iklim bisa juga diartikan sebagai suatu kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang cukup panjang. Studi kasus tentang iklim di Indonesia dipelajari dalam ilmu permeteorologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang iklim dinamakan Klimatologi.
Terdapat beberapa pengklasifikasian iklim-iklim di bumi yang dapat ditentukan oleh suatu letak geografis daerah tertentu. Secara umum, kita dapat juga menyebutnya sebagai Iklim Tropis, Lintang Menengah dan Lintang Tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim di suatu wilayah antara lain suhu, tekanan udara, angin, kelembapan udara, dan curah hujan.
Perencanaan Proyek Terkait Cuaca
Perencanaan pelaksanaan proyek yang terkait cuaca dapat dibagi dalam tiga horison waktu yaitu jangka panjang, menengah, dan pendek. Faktor penting yang menjadi pertimbangan adalah durasi pelaksanaan proyek dan durasi pekerjaan proyek yang sangat tergantung dengan cuaca/iklim, serta tipe proyek konstruksi. Perencanaan penting dalam tiap horison pada umumnya adalah pada penentuan starting point dimulainya proyek. Pertimbangan yang harus dilakukan adalah sebisa mungkin proyek dikerjakan dengan meminimalkan pengaruh iklim/cuaca terutama pada pekerjaan yang sangat terpengaruh dengan cuaca.
Dalam pembahasan ini, saya membagi proyek berdasarkan jenisnya adalah proyek reguler dan proyek EPC dimana terdapat perbedaan pada komponen project life cycle. Pada proyek EPC terdapat tambahan komponen yaitu fase design engineering yang membutuhkan waktu cukup lama. Proyek juga dibagi dalam durasi yaitu proyek berdurasi panjang dan pendek.
Umumnya proyek dimulai dengan pekerjaan tanah dan pondasi yang sangat terpengaruh dengan cuaca. Sehingga sebaiknya proyek reguler baik berdurasi panjang maupun pendek dimulai pada masa akhir musim hujan/pada musim peralihan musim hujan dan kering yaitu pada bulan April-Mei. Pada proyek EPC dimana diperlukan proses design terlebih dahulu, maka proyek dapat dimulai lebih awal. Seberapa awal tergantung dengan kompleksitas design. Namun sebagai pendekatan masa persiapan dan design dapat diambil selama 3-4 bulan. Sehingga proyek konstruksi EPC dianggap sangat ideal dimulai pada bulan Desember-Januari. Pihak yang berkepentingan terhadap hal ini tentu saja pihak Pemilik Pekerjaan/Owner.
Suatu pertimbangan lain untuk proyek konstruksi EPC pembangkit listrik dimana sering kali harus mengadakan heavy cargo yang sangat tergantung dengan kekuatan tanah dan air sungai jika melewati sungai, maka diperlukan kajian tersendiri mengenai kondisi cuaca dan masa delivery heavy cargo tersebut. Bahkan terkadang tidak hanya kondisi cuaca dalam negeri, tapi juga kondisi cuaca di luar negeri yang menjadi jalur pelayaran cargo saat cargo mulai dikirim ke site. Sangat baik mengkaji perkiraan waktu pengiriman cargo dengan cuaca pada lokasi sepanjang jalur pelayaran cargo demi kelancaran proyek.
Dalam hal heavy cargo membutuhkan kapasitas dukung tanah yang sangat tinggi dan tidak normal perlu memperhatikan penurunan kapasitas apabila tanah mengalami jenuh air akibat cuaca dengan intensitas hujan tinggi. Sedangkan apabila heavy cargo memanfaatkan sungai sebagai media transportasinya, maka sangat dibutuhkan tidak hanya data lengkap kondisi cuaca sekitar daerah aliran sungai (DAS), tapi juga elevasi sungainya pada tiap musim. Walaupun sayangnya data tersebut seringkali tidak tersedia.
Pada proyek berdurasi panjang seringkali mengalami perulangan musim. Kontraktor disarankan sangat mempertimbangkan ini dalam perencanaan pelaksanaan untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan dengan merencanakan semua item pekerjaan yang terkait cuaca dilaksanakan sebelum terjadi musim hujan. Sebagai contoh untuk proyek gedung, maka sangat disarankan untuk menyelesaian pekerjaan dinding bata setidaknya sebulan sebelum memasuki musim penghujan. Hal ini untuk menghindari dinding data yang lembab saat dilakukan pengecatan.
Pada proyek berdurasi pendek mendapatkan tantangan lebih apalagi dalam periode pelaksanaannya berada pada musim hujan. Kontraktor harus bekerja ekstra dalam mengatasi rendahnya produktifitas akibat hujan. Beberapa antisipasi yang menjadi pengalaman adalah sebagai berikut:
- Persiapan mantel hujan untuk pekerja.
- Penangkap petir untuk melindungi pekerja terhadap bahaya petir.
- Tenda khusus.
- Penggunaan terpal untuk melindungi bagian pekerjaan yang dikhawatirkan berbahaya atau rusak akibat hujan.
- Penggunaan blower fan dan lampu pijar untuk pengeringan bagian pekerjaan yang harus kering namun lembab.
- Saluran drainase hujan temporari di site. Jika diperlukan dapat membuat sumpit yang dilengkapi pompa air.
- Perubahan/modifikasi metode standart. Seperti percepatan pemasangan atap bangunan pada proyek gedung dan jalan akses masuk proyek.
- Penambahan lapis kedap air pada lokasi tertentu.
- Proteksi atau strengthening permukaan jalan akses ke lokasi pekerjaan yang berupa tanah dasar dengan chemical atau pengecoran pelat lantai.
- Dan lain-lain.
Pada proyek berdurasi pendek, walaupun berada dalam musim hujan masih dapat memanfaatkan masa kering yang ada dalam musim hujan. Hal ini karena cuaca hujan memiliki periode tertentu sepertu siklus walaupun dalam musim hujan sekalipun. Dalam musim kering, siklus hujan tetap ada namun lebih pendek dan lebih jarang. Sedangkan dalam musim hujan yaitu pada bulan September – April, siklus hujan lebih panjang dan lebih sering dimana cuaca kering antar siklus hujan yang lebih pendek. Sehingga saat kering tetaplah ada. Ini adalah peluang bagi kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan yang rentan dengan hujan. Tentu saja dengan suatu effort tertentu.
Cara Sederhana Mendapatkan Data Prediksi Cuaca
Sebagai pelengkap dalam melakukan perencanaan jangka panjang maupun pendek disampaikan suatu teknik prediksi yang cukup praktis yaitu dengan menggunakan prediksi yang dilakukan oleh BMKG yang tersedia di internet dan web www.accuweather.com. Skala waktu prediksi cuaca oleh BMKG mulai harian hingga 6 bulan. Sedangkan prediksi oleh accuweather.com mulai dari jam-jaman hingga 1,5 bulan. Untuk perencanaan keseluruhan periode proyek, lebih tepat menggunakan data BMKG. Untuk perencanaan program kerja bulanan – mingguan – harian, dapat menggunakan baik data BMKG maupun data dari accuweather.com.
Akan sangat baik apabila kontraktor melakukan kompilasi dan evaluasi data prediksi cuaca tersebut untuk melihat trend arah siklus hujan seperti pada contoh berikut ini:
Pada kondisi tertentu untuk program jangka pendek yaitu harian atau terkait pekerjaan penting terkait hujan dalam jangka 1-5 hari, kontraktor dapat memanfaatkan data yang terdapat pada accuweather.com seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Sumber referensi: manajemenproyekindonesia.com
Semoga informasi ini bermanfaat sebagai suatu strategi dalam rangka antisipasi terhadap keterlambatan proyek akibat cuaca. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapat manfaatnya. Untuk mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses situs ini. Sekian dan terima kasih.