Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) merupakan jenis proyek yang lebih kompleks dari proyek konstruksi. Karakter jenis proyek ini memiliki perbedaan dengan proyek konstruksi biasa. Dalam kompetisi memenangkan tender proyek jenis ini perlu strategi khusus.
Proyek EPC bisa jadi proyek dengan tingkat kesulitan tertinggi yang ada. Ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor yang menjadi karakteristik proyek EPC, yaitu:
- Nilai proyek yang besar. Proyek yang dibuat dalam bentuk EPC biasanya proyek dengan nilai kontrak yang besar dan bahkan mencapai nilai kontrak trilyunan rupiah.
- Kompleksitas tinggi karena terdiri atas tiga proses yaitu Engineering, Procurement, dan Construction.
- Kontrak umumnya lump sum. Kontrak lump sum berarti risiko akan lebih besar pada kontraktor.
- Cash flow pelaksanaan seringkali menimbulkan negatif cash flow yang besar. Term of payment dari Owner yang menjadi cash in sebagian besar lebih kecil dan lebih lambat dibanding dengan permintaan vendor yang hampir selalu dengan uang muka yang tinggi.
- Waktu pelaksanaan yang cukup lama.
- Organisasi proyek yang lebih besar karena memiliki beberapa divisi.
- Vendor yang lebih banyak karena EPC terdiri atas banyak pekerjaan.
- Proses lelang yang lebih banyak dan panjang.
- Dan seterusnya.
Strategi Utama Tender Proyek EPC
Dengan tingkat kompleksitas dan kesulitan yang tinggi, maka berarti akan banyak unsur uncertainty dalam proyek ini. Berdasarkan karakteristik tersebut dan hasil penelitian, dapat dibuat beberapa strategi utama dalam tender proyek EPC sebagai berikut:
1. Mendapatkan material dan peralatan dengan spesifikasi yang paling menguntungkan
Komposisi biaya material dan alat merupakan yang terbesar dalam proyek EPC. Besar nilainya dapat mencapai 80% terhadap total biaya pekerjaan proyek. Komposisi yang sangat besar tersebut membuat unsur spesifikasi material dan peralatan menjadi faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam tender proyek EPC.
Kemampuan untuk mendapatkan spesifikasi material dan peralatan yang paling murah akan membuat harga real cost menjadi rendah dan di bawah rata dan pada akhirnya harga penawaran menjadi sangat kompetitif.
2. Tingkat pengalaman engineer
Engineer yang berpengalaman berperan penting dalam penyusunan proposal tender karena akan mampu melakukan value engineering yang terdapat lesson learn didalamnya sehingga memudahkan tercapainya estimasi biaya yang optimum dengan tingkat akurasi yang tinggi dan dapat diperoleh harga penawaran yang terbaik (murah, berkualitas, dan bertanggung jawab).
Sebaiknya dalam tender EPC, menempatkan engineer-engineer yang berpengalaman dalam pembuatan proposal tender karena output yang dihasilkan akan lebih akurat sehingga mengurangi potensi kesalahan estimasi harga penawaran.
3. Kemampuan perusahaan dalam desain dan inovasi dari proyek yang ditenderkan
EPC berbeda dengan jenis proyek konstruksi yang lain. Pada EPC terdapat unsur Engineering yang berarti kontraktor harus melakukan proses Engineering atau desain. Kemampuan mendapatkan design atau melakukan inovasi yang menghasilkan desain yang paling efisien dan ekonomis namun memberikan output yang sesuai dengan yang disyaratkan sangat penting karena akan menghasilkan suatu penawaran harga yang paling kompetitif. Desain yang paling efisien dan ekonomis akan membuat harga dasar menjadi murah. Sehingga setelah faktor mark up, harga mark up akan sangat kompetitif.
Berbeda dengan proyek konstruksi lainnya dimana pekerjaan Engineering dipisahkan sehingga hanya berupa pekerjaan Konstruksi. Pengaruh desain terhadap total harga penawaran sangat besar.
4. Waktu Proses Pelelangan
Pada proyek EPC, proses estimasi biaya dimulai sejak diterimanya Estimate Request Form (RFQ) atau Instruction to Bidder (ITB) dari klien atau owner dilanjutkan dengan berbagai tahapan sesuai dengan prosedur perusahaan sehingga diperlukan waktu yang cukup untuk melakukan semua tahap-tahap tersebut agar hasil estimasi yang diperoleh sudah mencakup seluruh komponen biaya proyek.
Unsur durasi waktu tender umumnya sangat berpengaruh pada proyek-proyek yang baru (tidak Berulang) atau menggunakan alat baru (yang tidak ada pada proyek sebelumnya) dan sifatnya sangat critical sehingga diperlukan waktu yang lama dalam penyusunan spesifikasi peralatan dengan proses untuk mendapatkan harga penawaran. Untuk mendapatkan harga penawaran yang terbaik (termurah, berkualitas, dan bertanggung jawab) sangat ditentukan oleh ketersediaan waktu dalam penyusunan proposal penawaran harga (commercial proposal). Semakin lama waktu yang tersedia dalam melakukan estimasi biaya maka output yang dihasilkan akan semakin tepat dan akurat karena semakin cukup waktu yang tersedia untuk penajaman MTO (material take-off), pemilihan strategi pemaketan, dan pembuatan perencanaan atau planning yang baik, maka akan semakin besar kemungkinan untuk memenangkan tender proyek EPC.
Untuk itu diperlukan sistem data base yang memadai dalam menjaring dan mengolah informasi yang cepat dan tepat. Di samping itu diperlukan proses yang lebih sederhana dalam membuat harga penawaran. Diperlukan pula struktur organisasi divisi yang melakukan lelang yang baik sedemikian proses lelang dapat berjalan dengan lancar dan lebih cepat.
5. Target profit yang ingin diperoleh
Strategi dalam menentukan besar profit dapat dilakukan oleh setiap kontraktor dengan memperhatikan keseimbangan terhadap tingkat kompetisi lelang, tingkat pengembalian modal, tersedianya resources, tingkat risiko proyek dan target laba perusahaan.
Dalam penentuan target profit memerlukan peta kompetisi pesaing karena tiap pasar memiliki tingkat kompetisi yang berbeda-beda. Semakin ketat kompetisi, semakin kecil target keuntungan yang harus ditetapkan, demikian pula sebaliknya.
Selain itu juga penetapan target profit tergantung dari jenis proyek yang ditenderkan. Jenis proyek yang berbeda-beda berarti memiliki karakter, kompleksitas dan risiko yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut harus diperhatikan dalam menentukan target profit. Kadangkala ada suatu proyek yang memiliki kompleksitas dan risiko yang tinggi. Umumnya hal tersebut berarti membutuhkan lebih banyak personil untuk mengatasi terutama tingkat kompleksitas yang tinggi. Keterbatasan personil yang ada di suatu perusahaan kontraktor EPC akan menjadi pertimbangan terkait target laba perusahaan. Maksudnya, dengan kondisi tersebut dapat saja target profit diambil lebih tinggi karena mengambil porsi yang besar terhadap resources perusahaan kontraktor dan memiliki risiko yang tinggi.
Sumber referensi: manajemenproyekindonesia.com
Sekian artikel kali ini, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua untuk kemajuan proyek kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media jika dirasa bermanfaat. Untuk terus mengikuti perbaruan konten situs ini, silahkan berlangganan melalui tombol notifikasi yang muncul saat pertama kali mengakses situs ini. Sekian dan terimakasih.