Menyambut kehadiran anak pertama bagi pasangan baru menikah, adalah hal yang luar biasa. Berbagai persiapan dilakukan, mulai dari baju, tempat tidur, dan hal hal lainnya.
Tapi dengan persiapan itu, apakah kita sudah layak menjadi Ayah dan Bunda untuk anak kita?
Karena terkadang, siap secara materi belum tentu siap secara psikologis.
Tips Menyambut Anak Pertama untuk Ayah-Bunda
Nah, Berikut beberapa tips dari dari seorang Psikolog Temi Habibie, untuk sobat HL.
1. Perkuat Rasa Saling Memahami Antar Suami dan Istri.
Temi mengatakan bahwa, ketika pasutri baru saja memiliki buah hati, keduanya haruslah memperkuat rasa saling memahami.
Sebab, tidak saling memahami antara suami istri sering kali membuat mereka menjadi salah memilih sikap dalam mendidik anak.
“Dengan Saling memahami suami istri bisa menguatkan kelebihan masing-masing. Contohnya, seorang ibu yang perhatian dan sosok ayah yang melindungi. Ketika dua kelebihan tersebut dioptimalkan, maka anak akan merasa nyaman dan aman bersama orang tua,” jelas Temi.
Namun jika orang tua malah saling menyalahkan atau malah lepas tangan, karena tidak mengerti, maka pengasuhan anak akan menjadi kurang optimal dan cenderung tidak beriringan.
2. Identifikasi Kita di Tipe Orang Tua yang Mana
Nah, Pasutri muda perlu mengecek mereka adalah tipe orang tua seperti apa. Sebab, seringkali pasutri muda mengasuh anak dengan kondisi ‘auto pilot’.
Kondisi ‘auto pilot’ ialah kondisi dimana pasutri mendidik anak berdasarkan apa-apa yang pernah ia peroleh dari orang tuanya dulu.
“Padahal zaman berubah, kondisi dan situasi juga berubah. Maka pengasuhan pun perlu memperhatikan perubahan-perubahan tersebut,” ujar Temi.
Ia pun menambahkan bahwa, pasutri perlu saling mengenali tipe orang tua seperti apa mereka di depan anak-anak mereka, agar cara mendidiknya bisa lebih tepat.
3. Kenali Karakter Anak Kita
Orang tua manapun baik yang berusia muda maupun yang sudah lama menikah, perlu sekali memahami tipe karakter anak sendiri.
Temi mengatakan bahwa orang tua yang cerdas adalah mereka yang mengenali karakteristik anak-anaknya, dan memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan karakter sang anak.
Orang tua yang peduli juga adalah mereka yang peka dengan kebutuhan emosional anak. sehingga perlu membantu melatih mereka untuk mengelola perasaannya dengan baik.
“Misalnya, ketika anak menangis atau marah-marah, itu merupakan momen yang penting sekali dimana sang anak ingin dimengerti,” ungkapnya.
Temi juga berpesan agar orang tua tidak melewatkan momen tersebut untuk membentuk hubungan yang erat antara anak dengan orang tua.
4. Belajar dan Belajar
Teruslah belajar dengan membaca buku parenting, atau mengikuti pertemuan yg membahas pengasuhan. Sehingga pasutri terus mengasah keterampilan untuk mendidi anak.
“Ingat, menjadi orang tua, merupakan profesi tanpa pendidikan atau kurikulum khusus dalam sistem pendidikan kita, maka dengan belajar kita berharap makin baik dalam mendidik anak-anak kita,” tutupnya.(Tri/Hulondalo.id)
Penulis: Hulondalo.id
Catatan: Artikel ini merupakan hasil tulisan original penulis blog yang dibuat langsung pada halaman guest post. Jika mengandung beberapa kesamaan dalam hal materi copyright, mohon untuk segera melaporkannya. Saya akan segera memproses permohonan pemilik materi segera dalam 2×24 jam, terima kasih.