Beranda Kesehatan Tips Menyambut Anak Pertama untuk Ayah-Bunda

Tips Menyambut Anak Pertama untuk Ayah-Bunda

BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR atau DISINI untuk LOGIN :-) Jika ada pertanyaan silahkan hubungi Admin DISINI. Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Dilengkapi acuan AHSP dan HSPK seluruh Indonesia, rugi jika tidak punya filenya. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Sekarang bukan zamannya lagi susah hitung RAB, tak perlu keluar biaya mahal-mahal buat nyewa orang. Dengan EasyRAB, menghitung RAB menjadi lebih cepat dan serba otomatis. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Dapatkan ratusan file-file desain gambar rumah siap pakai untuk menunjang dan mempermudah proyek anda. Dengan 250+ Desain Rumah Kekinian, Anda bisa dengan mudah memenuhi permintaan klien dengan desain rumah berkualitas tinggi ini. Klik DISINI untuk mendapatkan semua Filenya.

Menyambut kehadiran anak pertama bagi pasangan baru menikah, adalah hal yang luar biasa. Berbagai persiapan dilakukan, mulai dari baju, tempat tidur, dan hal hal lainnya.

Tapi dengan persiapan itu, apakah kita sudah layak menjadi Ayah dan Bunda untuk anak kita?

Karena terkadang, siap secara materi belum tentu siap secara psikologis.

good-parents-HulondaloID-1.png

Tips Menyambut Anak Pertama untuk Ayah-Bunda

Nah, Berikut beberapa tips dari dari seorang Psikolog Temi Habibie, untuk sobat HL.

1. Perkuat Rasa Saling Memahami Antar Suami dan Istri.

Temi mengatakan bahwa, ketika pasutri baru saja memiliki buah hati, keduanya haruslah memperkuat rasa saling memahami.

Sebab, tidak saling memahami antara suami istri sering kali membuat mereka menjadi salah memilih sikap dalam mendidik anak.

“Dengan Saling memahami suami istri bisa menguatkan kelebihan masing-masing. Contohnya, seorang ibu yang perhatian dan sosok ayah yang melindungi. Ketika dua kelebihan tersebut dioptimalkan, maka anak akan merasa nyaman dan aman bersama orang tua,” jelas Temi.

Namun jika orang tua malah saling menyalahkan atau malah lepas tangan, karena tidak mengerti, maka pengasuhan anak akan menjadi kurang optimal dan cenderung tidak beriringan.

2. Identifikasi Kita di Tipe Orang Tua yang Mana

Nah, Pasutri muda perlu mengecek mereka adalah tipe orang tua seperti apa. Sebab, seringkali pasutri muda mengasuh anak dengan kondisi ‘auto pilot’.

Kondisi ‘auto pilot’ ialah kondisi dimana pasutri mendidik anak berdasarkan apa-apa yang pernah ia peroleh dari orang tuanya dulu.

“Padahal zaman berubah, kondisi dan situasi juga berubah. Maka pengasuhan pun perlu memperhatikan perubahan-perubahan tersebut,” ujar Temi.

Ia pun menambahkan bahwa, pasutri perlu saling mengenali tipe orang tua seperti apa mereka di depan anak-anak mereka, agar cara mendidiknya bisa lebih tepat.

3. Kenali Karakter Anak Kita

Orang tua manapun baik yang berusia muda maupun yang sudah lama menikah, perlu sekali memahami tipe karakter anak sendiri.

Temi mengatakan bahwa orang tua yang cerdas adalah mereka yang mengenali karakteristik anak-anaknya, dan memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan karakter sang anak.

Orang tua yang peduli juga adalah mereka yang peka dengan kebutuhan emosional anak. sehingga perlu membantu melatih mereka untuk mengelola perasaannya dengan baik.

“Misalnya, ketika anak menangis atau marah-marah, itu merupakan momen yang penting sekali dimana sang anak ingin dimengerti,” ungkapnya.

Temi juga berpesan agar orang tua tidak melewatkan momen tersebut untuk membentuk hubungan yang erat antara anak dengan orang tua.

4. Belajar dan Belajar

Teruslah belajar dengan membaca buku parenting, atau mengikuti pertemuan yg membahas pengasuhan. Sehingga pasutri terus mengasah keterampilan untuk mendidi anak.

“Ingat, menjadi orang tua, merupakan profesi tanpa pendidikan atau kurikulum khusus dalam sistem pendidikan kita, maka dengan belajar kita berharap makin baik dalam mendidik anak-anak kita,” tutupnya.(Tri/Hulondalo.id)

Penulis: Hulondalo.id

Catatan: Artikel ini merupakan hasil tulisan original penulis blog yang dibuat langsung pada halaman guest post. Jika mengandung beberapa kesamaan dalam hal materi copyright, mohon untuk segera melaporkannya. Saya akan segera memproses permohonan pemilik materi segera dalam 2×24 jam, terima kasih.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini